Bogor (Antara Megapolitan) - Komandan Korem 061/Suryakancana Kolonel Inf Mirza Agus menyebutkan film dokumenter sejarah yang dulu pernah ditayangkan sejak masa orde baru tahun 1984 telah banyak berubah. Film yang aslinya berdurasi 3 jam lebih diedit menjadi hampir satu jam atau sekitar 50 menit 37 detik.

Menurut Mirza pemutaran Film G30S/PKI bagian dari edukasi kepada masyarakat dan generasi muda tentang fakta kelam sejarah bangsa Indonesia.

"Dengan menonton tayangan tersebut kita tahu sejarah kelam ini, jangan sampai itu terulang lagi. TNI jadi korban, difitnah," kata Mirza usai penayangan Film G30S/PKI di Makorem 061/Suryakancana, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Mirza mengatakan sejak Rabu (20/9) kemarin Korem 061/Suryakancana telah menerima file film dokumenter sejarah G30S/PKI dari Pusat Penerangan TNI.

"Tindakan kekerasan yang dulu ada di film aslinya (durasi 3 jam) sudah diedit, jadi murni sejarah tentang bagaimana proses kudeta yang dilakukan PKI di bawah Letkol Untung terhadap Pemerintah Indonesia," kata Mirza.



Menurutnya film tersebut bagus untuk ditonton, isunya tentang kudeta PKI terlihat jelas. Bagaimana PKI membuat isu dewan jenderal dan menculik para jenderal TNI Angkatan Darat (AD) dan menyiarkan melalui RRI.

"Pengamanan yang dilakukan Letkol Untung mau melakukan kudeta. Pak Harto tidak tahu tentang itu, akhirnya menginformasikan. Setelah menemukan fakta-fakta di lubang buaya, hingga pemakaman para jenderal oleh HA Nasution," kata Mirza.

Pada film versi terbaru tersebut lanjut Mirza, tidak ditayangkan saat pengambilan jenazah para jenderal dari Lubang Buaya, dan banyak adegan kekerasan lainnya yang tidak ditayangkan.

Mirza mengharapkan dari penayangan film tersebut masyarakat Indonesia menjadi tahu sejarah mengenai PKI. Walau sudah mengetahui sedikit banyak melalui buku sejarah, dengan menonton tayangan tersebut akan tahu lebih banyak.

"Harapannya agar kejadian kelam tahun 1965 itu tidak terulang lagi," katanya.

Film tersebut juga mengedukasi masyarakat tentang perbuatan PKI yang memberikan informasi bohong (hoax, isu dan memfitnah. Sehingga generasi milenia saat ini menjadi paham perbuatan menyebar hoax, isu dan fitnah adalah perbuatan menyerupai PKI.

"Mudah-mudahan mereka paham dengan kejadian tersebut," katanya.

Mirza menyebutkan pihaknya melaksanakan pemutaran film G30S/PKI di seluruh Kodim dan Koramil yang ada di wilayah teritorial Korem 061/Suryakancana meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Ciajur, dan Sukabumi.

Masyarakat yang ingin menonton film G30S/PKI dapat datang ke Korem atau Kodim dan Koramil setempat. Atau bisa langsung meminta pengajuan untuk pemutaran film tersebut di wilayah masing-masing.

"Jika ada yang bersurat untuk meminta penayangan film tersebut kami akan persilahkan," katanya.

Mirza menambahkan dalam setiap sosialisasi wawasan kebangsaan yang dilakukannya, banyak masyarakat yang menanyakan tentang kemunculan PKI apakah masih ada atau tidak.

"Film ini dapat menjawab kegerahan masyarakat umum tentang PKI masih ada atau tidak. Sudah jelas dalam Ketetapan MPR Nomor 25 tahun 1966 tentang larangan PKI," kata Mirza.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017