Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperluas jangkauan operasi modifikasi cuaca untuk mengendalikan intensitas hujan yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di Pulau Jawa, yang saat ini sudah menyasar ke kawasan Jawa Timur.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima di Jakarta Sabtu, mengatakan bahwa operasi modifikasi cuaca dilakukan dengan menyemai sebanyak empat ton garam atau Natrium Klorida (NaCl) menggunakan pesawat terbang ke awan potensial yang ada di Jawa Timur.

Penyemaian menggunakan pesawat Cessna itu berlangsung dua hari terakhir, dengan total durasi selama sembilan jam lebih penerbangan. Awan hujan potensial seperti Comulus Congestus di wilayah Jawa Timur menjadi sasaran penyemaian yang dilakukan tim BNPB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Baca juga: BPBD Jatim mulai lakukan operasi modifikasi cuaca
Baca juga: 30 ton NaCL telah ditebar untuk modifikasi cuaca di Jateng

BNPB mengharapkan operasi modifikasi cuaca ini bisa mengurangi intensitas hujan di wilayah Jawa Timur dalam beberapa hari ke depan; seperti yang sudah dilakukan sebelumnya pada wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Menurut Abdul, penyemaian garam melalui operasi modifikasi cuaca ini berhasil mengurangi intensitas hujan pada beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Jepara, Pati, Kudus, Demak, dan Kota Semarang menjadi hanya 5—20 mm per hari atau 70 persen. Persentase pengurangan intensitas hujan tersebut diketahui setelah BMKG mengidentifikasi intensitas deras hingga sangat deras mencapai 50—120 mm per hari akan mengguyur wilayah Jawa Tengah.

Hasil positif juga didapatkan dari operasi modifikasi cuaca pada sejumlah daerah di wilayah selatan Jawa Barat. BNPB melaporkan bahwa operasi modifikasi sampai dengan Sabtu (14/12) itu dapat mengurangi intensitas curah hujan di Kabupaten Sukabumi, Cianjur, dan sekitarnya dari 150 mm per hari menjadi 5—30 mm per hari atau sekitar sebesar 60 persen.

Baca juga: BMKG: Modifikasi cuaca harus disegerakan demi kurangi risiko bencana di Jabar

Kendati demikian, Abdul mengingatkan bahwa operasi modifikasi cuaca hanya untuk mengendalikan curah hujan bukan menghentikannya, sehingga pemerintah daerah di Pulau Jawa tidak boleh lengah dan tetap memperketat upaya antisipasi terjadinya bencana hidrometerologi; seperti banjir, tanah longsor dan seterusnya.

Hal ini dilakukan supaya potensi dampak bencana itu seperti kerusakan infrastruktur dan korban jiwa bisa diminimalisasi terlebih beberapa hari lagi akan ada peningkatan pergerakan masyarakat di Pulau Jawa selama periode libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 ini.

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024