PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) menerapkan Automated Tray Returned System (ATRS) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta untuk meningkatkan efisiensi pemeriksaan keamanan di area security check point (SCP) sebelum penumpang ke ruang tunggu boarding.
Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi mengatakan bahwa langkah itu dilakukan demi mendukung kelancaran arus penumpang dan mengatasi penumpukan di area pemeriksaan keamanan penumpang, barang bawaan sebelum memasuki ruang tunggu.
"Kalau dengan konsep yang lama 1 jam itu hanya bisa melayani sekitar 200 orang. Nah dengan konsep ATRS yang baru ini nanti 1 jam bisa 500 orang (pemeriksaan)," kata Faik di Tangerang, Banten, Sabtu.
Dia menuturkan bahwa dengan teknologi itu, proses pemeriksaan menjadi lebih cepat karena penumpang tidak perlu lagi mengeluarkan barang-barang seperti laptop atau botol air dari tas mereka.
Menurut dia, jika ada barang yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, sistem secara otomatis mengarahkan tas ke jalur khusus tanpa mengganggu antrean penumpang lainnya.
"Jadi prosesnya itu bisa cepat karena penumpang yang datang tidak perlu mengeluarkan laptop, tidak perlu mengeluarkan air mineral (jika dibawa), jadi langsung bisa dideteksi melalui sistem yang kita punya," ujarnya.
Faik menjelaskan, dua unit ATRS telah dipasang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, khusus untuk melayani penumpang domestik utamanya mengantisipasi penumpukan selama periode libur Natal dan tahun baru. Meskipun jumlahnya masih terbatas, teknologi ini diperkirakan mampu melayani pemeriksaan barang bawaan penumpang lebih efisien.
Baginya, teknologi ATRS diharapkan mengurangi antrean panjang di area SCP. Dengan waktu proses yang lebih singkat, penumpang memiliki lebih banyak waktu luang untuk menikmati fasilitas bandara.
Faik mengungkapkan, ATRS juga diterapkan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Namun, sistem ATRS di Soekarno-Hatta dinilai lebih canggih.
Pemangkasan waktu pemeriksaan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan pengalaman penumpang. Dengan waktu proses yang lebih efisien, bandara dapat mengakomodasi lebih banyak penumpang tanpa mengurangi kenyamanan.
Teknologi ATRS yang diterapkan di Soekarno-Hatta ini diadopsi dari sistem serupa yang digunakan di Bandar Udara Internasional Hong Kong (Hong Kong International Airport/HKIA), salah satu bandara tersibuk di dunia.
"Itu teknologi terbaru dari pemeriksaan security yang ada di dunia. Jadi ini salah satu teknologi terkini. Yang saya tahu ada di Hong Kong baru Ini sama persis seperti yang di Hong Kong, ini termasuk teknologi terbaru," kata Faik.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi mengatakan bahwa langkah itu dilakukan demi mendukung kelancaran arus penumpang dan mengatasi penumpukan di area pemeriksaan keamanan penumpang, barang bawaan sebelum memasuki ruang tunggu.
"Kalau dengan konsep yang lama 1 jam itu hanya bisa melayani sekitar 200 orang. Nah dengan konsep ATRS yang baru ini nanti 1 jam bisa 500 orang (pemeriksaan)," kata Faik di Tangerang, Banten, Sabtu.
Dia menuturkan bahwa dengan teknologi itu, proses pemeriksaan menjadi lebih cepat karena penumpang tidak perlu lagi mengeluarkan barang-barang seperti laptop atau botol air dari tas mereka.
Menurut dia, jika ada barang yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, sistem secara otomatis mengarahkan tas ke jalur khusus tanpa mengganggu antrean penumpang lainnya.
"Jadi prosesnya itu bisa cepat karena penumpang yang datang tidak perlu mengeluarkan laptop, tidak perlu mengeluarkan air mineral (jika dibawa), jadi langsung bisa dideteksi melalui sistem yang kita punya," ujarnya.
Faik menjelaskan, dua unit ATRS telah dipasang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, khusus untuk melayani penumpang domestik utamanya mengantisipasi penumpukan selama periode libur Natal dan tahun baru. Meskipun jumlahnya masih terbatas, teknologi ini diperkirakan mampu melayani pemeriksaan barang bawaan penumpang lebih efisien.
Baginya, teknologi ATRS diharapkan mengurangi antrean panjang di area SCP. Dengan waktu proses yang lebih singkat, penumpang memiliki lebih banyak waktu luang untuk menikmati fasilitas bandara.
Faik mengungkapkan, ATRS juga diterapkan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Namun, sistem ATRS di Soekarno-Hatta dinilai lebih canggih.
Pemangkasan waktu pemeriksaan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan pengalaman penumpang. Dengan waktu proses yang lebih efisien, bandara dapat mengakomodasi lebih banyak penumpang tanpa mengurangi kenyamanan.
Teknologi ATRS yang diterapkan di Soekarno-Hatta ini diadopsi dari sistem serupa yang digunakan di Bandar Udara Internasional Hong Kong (Hong Kong International Airport/HKIA), salah satu bandara tersibuk di dunia.
"Itu teknologi terbaru dari pemeriksaan security yang ada di dunia. Jadi ini salah satu teknologi terkini. Yang saya tahu ada di Hong Kong baru Ini sama persis seperti yang di Hong Kong, ini termasuk teknologi terbaru," kata Faik.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024