Bogor (Antara Megapolitan) - Pendidikan konservasi sejak dini merupakan cara yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah kelestarian alam. Pendidikan konservasi sejak dini penting agar anak-anak tertanam sikap positif dan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian alam hingga dewasa dan mewujudkan peran aktif konservasi.

Dosen Fakultas Kehutanan (Fahutan) Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Siti Badriah membuat beberapa inovasi dalam metode pengajaran pendidikan konservasi sejak dini. Dosen di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Dept. KSHE) ini berhasil membuat sebuah metode pengajaran pendidikan konservasi yang berbasis Joyful Learning.

Hingga saat ini sudah ada beberapa alat peraga pendidikan konservasi yang berupa CD room, Eco Fun Game, Poster, buku cerita anak, alat pembuat daur ulang kertas sederhana hingga modul pelajaran tentang lingkungan.

Awalnya alat peraga hanya berupa CD room yang berisi materi-materi tentang konservasi. CD room ini diperuntukan untuk anak perkotaan yang saat itu sudah akrab dengan teknologi komputer.

''CD room awalnya dibuat untuk metode pengarajaran anak-anak di kota, yang sudah akrab dengan komputer. Sambil main komputer bisa sambil belajar tentang konservasi,'' kata Dr. Badriah

Penyesuaian pengajaran dengan berbasis komputer ini memang diperuntukkan untuk anak perkotaan yang tidak terlalu akrab dengan alam. Materi-materi yang ada di dalamnya tidak hanya bisa digunakan untuk anak-anak saja, tetapi mahasiswa dan orang dewasa juga dapat ikut belajar konservasi dengan CD room tersebut.

Inovasi selanjutnya yang Ia ciptakan adalah Eco Fun Game. Eco Fun Game merupakan permainan anak ular tangga dengan menggunakan pion dan dadu yang dikocok untuk menjalankan permainan. Peraturan yang ada dalam permainan Eco Fun Game ini sama dengan permianan ular tangga lainnya, namun yang membedakan adalah animasi permainannya.

Animasi-animasi yang dimunculkan juga terkait dengan pendidikan konservasi. Contohnya jika pion berhenti di gambar kebakaran pohon, maka pion akan turun sepanjang ular yang ada di gambar tersebut.

''Gambar-gambar yang saya buat juga terkait dengan konservasi. Jika pion berhenti di gambar kerusakan konservasi atau kerusakan hutan dan kebakaran hutan, maka pion akan turun sepanjang ular yang ada di situ,'' ujar dosen yang mengambil studi sarjana hingga doktoralnya di IPB ini.

Inovasi-inovasi Dr. Badriah sudah dipamerkan di beberapa pameran-pameran. Tidak hanya di pameran saja, inovasi ini sudah dibagikan ke sekolah-sekolah sekitar kampus dan sekolah yang dekat dengan wilayah konservasi. Harapannya dengan metode pengajaran yang menyenangkan anak-anak bisa tertanam rasa pedulinya terhadap kelestarian lingkungan.(GM/Zul)

Pewarta: Humas IPB/Dr. Siti Badriah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017