Purwakarta (Antara Megapolitan) - Dari luas areal sawah tersebut, sekitar 7.000 hektare di antaranya merupakan sawah tadah hujan atau sawah yang hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi areal sawah.

Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyatakan areal sawah seluas 73 hektare yang tersebar di sejumlah daerah sekitar Purwakarta terancam kekeringan pada musim kemarau tahun ini.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian setempat Agus Rachlan Suherlan, di Purwakarta, Rabu, mengatakan, luas areal sawah di Purwakarta mencapai 17.792 hektare.

"Kalau lahan yang terancam kekeringan dengan kondisi padi sudah ditanami pada musim kemarau tahun ini mencapai 73 hektare," kata dia.

Ia menyatakan, dari 73 hektare sawah yang terancam kekeringan itu, hanya 10 hektare sawah yang sudah dinyatakan mengalami gagal tanam, yakni areal sawah di sekitar Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta.

Agus menyatakan, pada musim kemarau seperti saat ini petani bisa menggunakan pompa air jika di sekitar areal sawahnya terdapat sumber mata air.

Tetapi jika di sekitar areal sawahnya tidak ada sumber mata air, petani disarankan tidak menanam padi selama musim kemarau. Areal sawah itu bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman palawija yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.

Sementara itu, pada musim kemarau tahun ini Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta telah mendapat bantuan 20 unit pompa air dari pemerintah pusat.

"Bantuan pompa itu telah didistribusikan ke 20 gapoktan (gabungan kelompok tani) di sembilan kecamatan," katanya.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017