Bogor (Antara Megapolitan) - Peneliti yang berasal dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri atas Iwan Rusiardy, Sedarnawati Yasni dan Elvira Syamsir membuat inovasi bubur pedas dalam kemasan. Bubur pedas merupakan salah satu makanan khas yang berasal dari Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Bubur pedas terbuat dari tepung beras sangrai dan dicampur dengan berbagai sayuran dan bumbu sehingga memberikan cita rasa yang khas.
Aroma khas pada bubur pedas berasal dari daun kesum. Selain itu tambahan bumbu-bumbu lainnya pun ikut membentuk rasa khas dari bubur pedas.
Pemberian kaleng atau pengalengan merupakan salah satu metode pengawetan pangan dengan cara memberikan suhu tinggi. Kelebihan dari pengalengan ini ialah makanan dapat dikemas dalam keadaan siap saji dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
"Hingga saat ini masih jarang dikembangkan produk pangan darurat bentuk siap saji khususnya dari makanan khas tradisional. Pengembangan bubur pedas dalam bentuk siap saji yang dikemas dalam kaleng ini selain dapat meningkatkan umur simpan juga diharapkan dapat digunakan sebagai pangan darurat untuk mendukung program mitigasi pemerintah dalam mengatasi bencana" ujar Iwan Rusiardy.
Tim melakukan riset yang terdiri atas tiga tahap formulasi. Yakni formulasi bumbu, formulasi daun kesum dan formulasi kondisi bubur pedas yang akan dikalengkan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan berbagai formulasi yang di lbuat, produk bubur pedas tanpa sayur kemasan kaleng paling disukai adalah formula 3.
Formula ini terbuat dari beras setengah matang ketika disterilisasi dengan komposisi formula beras sangrai 66,9%, kacang tanah tanpa kulit 22,4%, minyak kelapa sawit goreng 10,7%, bumbu rempah 43,5% dan daun kesum 2,5%.
Pembatasan sayur yang merupakan sumber serat bertujuan untuk memberikan kepadatan energi yang maksimal pada bubur.
"Bubur pedas kemasan kaleng pada formula yang terpilih mengandung energi karbohidrat sebesar 50,07% lalu nilai lemak sebesar 36,53% dan protein 13,40%," tambahnya. (GG/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Bubur pedas terbuat dari tepung beras sangrai dan dicampur dengan berbagai sayuran dan bumbu sehingga memberikan cita rasa yang khas.
Aroma khas pada bubur pedas berasal dari daun kesum. Selain itu tambahan bumbu-bumbu lainnya pun ikut membentuk rasa khas dari bubur pedas.
Pemberian kaleng atau pengalengan merupakan salah satu metode pengawetan pangan dengan cara memberikan suhu tinggi. Kelebihan dari pengalengan ini ialah makanan dapat dikemas dalam keadaan siap saji dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
"Hingga saat ini masih jarang dikembangkan produk pangan darurat bentuk siap saji khususnya dari makanan khas tradisional. Pengembangan bubur pedas dalam bentuk siap saji yang dikemas dalam kaleng ini selain dapat meningkatkan umur simpan juga diharapkan dapat digunakan sebagai pangan darurat untuk mendukung program mitigasi pemerintah dalam mengatasi bencana" ujar Iwan Rusiardy.
Tim melakukan riset yang terdiri atas tiga tahap formulasi. Yakni formulasi bumbu, formulasi daun kesum dan formulasi kondisi bubur pedas yang akan dikalengkan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan berbagai formulasi yang di lbuat, produk bubur pedas tanpa sayur kemasan kaleng paling disukai adalah formula 3.
Formula ini terbuat dari beras setengah matang ketika disterilisasi dengan komposisi formula beras sangrai 66,9%, kacang tanah tanpa kulit 22,4%, minyak kelapa sawit goreng 10,7%, bumbu rempah 43,5% dan daun kesum 2,5%.
Pembatasan sayur yang merupakan sumber serat bertujuan untuk memberikan kepadatan energi yang maksimal pada bubur.
"Bubur pedas kemasan kaleng pada formula yang terpilih mengandung energi karbohidrat sebesar 50,07% lalu nilai lemak sebesar 36,53% dan protein 13,40%," tambahnya. (GG/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017