Jakarta (Antara Megapolitan-Bogor) - Wisata religi Bayt Al Quran  Al Akbar Pondok Pesantren IGM Al Ihsaniyah, Palembang, ternyata sudah dibanjiri wisatawan.

Ribuan wisatawan setiap akhir pekan mengunjungi destinasi wisata religi Bayt Al Quran Al Akbar Pondok Pesantren IGM Al Ihsaniyah, yang terletak di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang, Kecamatan Gandus, Palembang, Sumatera Selatan itu.

"Kalau hari biasa jumlah pengunjung ratusan, ya berkisar 700-800 orang, namun akhir pekan atau hari-hari libur dan hari besar nasional mencapai ribuan orang dari berbagai daerah, bahkan luar negeri," kata pemandu yang juga bertugas menangani dokumentasi kehumasan destinasi wisata tersebut, Idris Palupi saat menerima kunjungan tim media untuk Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode "outbound" bagi kalangan mahasiswa Sumatera Selatan di Palembang, Minggu.

Sehari-hari pengunjung datang-pergi untuk melihat dan mengamati secara detil ayat-ayat Al Quran dalam ukiran kayu bermotif kaligrafi. "Kalau akhir pekan umumnya rombongan komunitas dan keluarga. Orang tua beserta anak dan tak jarang bersama kakek-neneknya," kata dia.

Sedangkan untuk hari-hari biasa umumnya selain komunitas juga rombongan pelajar dan mahasiswa serta santri dari pondok pesantren. Selain mengamati dan mencermati detil-detil ukiran ayat Al Quran ukuran raksasa, pengunjung juga selalu berswafoto dengan latar belakang ukiran kaligrafi ayat-ayat suci umat Islam dalam ukuran besar.

Selama musim lebaran Idul Fitri 1438 Hijriyah secara akumulasi, jumlah pengunjung mencapai 30 ribu orang. Sedangkan pengunjung pada 1 Januari 2017 mencapai 15 ribu orang.

Dia mengemukakan, pengelola destinasi wisata religi itu terus-menerus melakukan pembenahan agar tata letak pajangan kaligrafi semakin baik dan pengunjung lebih nyaman. Destinasi wisata itu berada di atas lahan sekitar 5.000 meter persegi yang digunakan untuk memajang kaligrafi ayat-ayat Al Quran.

Nantinya penempatan kaligrafi itu akan ditata lebih baik lagi. Sebanyak 15 juz ditempatkan di lokasi yang ada saat ini. Sedangkan 15 juz lainnya akan ditempatkan di gedung berlantai lima yang sedang dalam proses pembangunan. Pembangunan gedung lima lantai itu dibiayai dari infak setiap pengunjung dan sumbangan sukarela dari donatur atau dermawan.

Kaligrafi ayat-ayat Al Quran itu diukir di kayu berkualitas dengan warna keemasan. Masyarakat Sumatera Selatan menyebutnya ukiran itu terbuat dari kayu tembesu, masyarakat Jawa menyebut kayu trembesi. Sedangkan masyarakat Kalimantan menyebutnya kayu ulin.

Untuk membuat ukiran kaligrafi sebanyak 30 juz dibutuhkan sekitar 316 keping kayu tembesu. Setiap keping seberat sekitar 50 kilogram. Satu ukuran kaligrafi setebal 2,5 centimeter (cm), lebar sekitar 144 cm dan tinggi 177 cm.

Jumlah yang digunakan untuk menyelesaikan semua kaligrafi itu sebanyak sekitar 50 kubik kayu tembesu dari berbagai wilayah di Sumatera Selatan.

Gagasan pembuatan Al Quran terbesar ini tercetus pada tahun 2002, setelah seniman kaligrafi Sofwatilah Mohzaib--kini anggota DPR RI--merampungkan pemasangan kaligrafi pintu Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan. Dari sana terpikir untuk membuat Mushaf Al Quran dengan ukiran khas Palembang. Kemudian berhasil diukir ayat Al Quran raksasa yang terbuat dari kayu dan menjadi mushaf yang terbesar di dunia.

Al Quran Al Akbar mulai dikerjakan sejak tahun 2002 dan baru selesai pada 2009. Apabila semula letaknya di Masjid Agung Palembang, maka pada 2011 dipindah ke Gandus berdampingan dengan Pondok Pesantren IGM Al Insaniyah.

Pada akhir 2011, Al Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan. Pada Senin, 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi Konferensi Parlemen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) meresmikan Al Quran terbesar yang dicetak di atas lembaran kayu tembesu.

Untuk membuat seluruh ayat Al Quran dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk membiayainya, mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie saat menjabat direktur PT Semen Baturaja selain menjadi salah satu donatur juga mengajak berbagai pihak untuk menjadi donatur. Mantan Ketua MPR Taufiq Kiemas menjadi donatur yang kemudian diikuti para donatur lainnya.

Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono juga menjadi donatur ketika masih menjadi Menko Polkam. Dengan banyak donatur yang membantu, gagasan membuat kaligrafi Al Quran terbesar dalam bentuk ukiran kayu akhirnya terwujud dan hingga kini menjadi destinasi wisata religi yang banyak dikunjungi wisatawan. (ANT/BPJ).  

Pewarta: Sri Muryono

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017