Bogor (Antara Megapolitan) - Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (HA-E IPB) melakukan penggalangan dana untuk Rohingnya, total anggaran yang terkumpul mencapai Rp101.600.000.
"Dana ini tersebut kami salurkan langsung ke lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dua hari lalu," kata Ketua Umum Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan IPB M. Awriya Ibrahim, Sabtu.
Menurut Awriya dan yang terkumpul berasal dari sumbangan para alumni Fakultas Kehutanan IPB. Dana dikumpulkan dalam waktu kurang dari satu minggu. Hal ini membuktikan bahwa kepedulian dan kepekaan sosial, tanpa memandang ras, kebangsaan maupun agama sudah mewabah di seluruh alumni.
"Salah satu kegiatan himpunan adalah kepedulian sosial yang diwadahi dalam program "Care and Respect," katanya.
Ia menyebutkan selain bantuan kemanusian untuk masyarakat Rohingya, selama ini HA-E IPB juga kerap memberikan bantuan sosial di berbagai wilayah di Indonesia yang terkena bencana.
Melalui program "Care and Respect", HA-E IPB juga menyalurkan dana perhatian bagi alumni dan keluarganya yang sakit dan meninggal, serta memberikan beasiswa kepada mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB yang kurang mampu.
Khusus butir terakhir, diperlukan kerja sama dan komunikasi yang baik antara Fakultas dan Himpunan Alumni.
"Kami bersyukur dan bangga karena Dekan Kehutanan giat membangun komunikasi dengan alumni dan sangat mendukung program "Care and Respect," kata Awriya.
Ia menambahkan Fakultas Kehutanan IPB telah menghasilkan lebih dari 8.000 lulusan dari jenjang sarjana, magister dan doktoral. Para alumni tersebut saat ini banyak berkiprah di berbagai macam sektor, namun, tetap disatukan dalam semangat dan jiwa korsa rimbawan (alumni Fakultas Kehutanan).
Sementara itu Dekan Fakultas Kehutanan IPB Rinekso Soekmadi mengatakan penderitaan yang dialami oleh etnis Rohingnya di Provinsi Arakan, Myanmar akibat konflik berkepanjangan sungguh memprihatinkan.
Ribuan warga Rohingnya dikabarkan meninggal dan puluhan ribu lainya terpaksa mengungsi untuk menghindari bentrok dengan Tentara Myanmar.
Kondisi mereka di pengungsian pun mengenaskan karena hidup tanpa kewarganegaraan dengan berbagai keterbatasan.
Tragedi tersebut mengetuk hati banyak pihak, termasuk Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (HA-E IPB).
"Kejadian yang menimpa saudara kita di Rohingnya merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan," kata Rinekso.
Ia mengatakan simpati dan empati seluruh Alumni Fakultas Kehutanan IPB merupakan wujud kepedulian sekaligus ungkapan setia kawan bahwa segala bentuk penindasan harus dilawan dan dienyahkan dari muka bumi.
"Kepedulian serta solidaritas atas nama kemanusiaan, selaras dengan semangat dan jiwa rimbawan," kata Rinekso.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Dana ini tersebut kami salurkan langsung ke lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dua hari lalu," kata Ketua Umum Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan IPB M. Awriya Ibrahim, Sabtu.
Menurut Awriya dan yang terkumpul berasal dari sumbangan para alumni Fakultas Kehutanan IPB. Dana dikumpulkan dalam waktu kurang dari satu minggu. Hal ini membuktikan bahwa kepedulian dan kepekaan sosial, tanpa memandang ras, kebangsaan maupun agama sudah mewabah di seluruh alumni.
"Salah satu kegiatan himpunan adalah kepedulian sosial yang diwadahi dalam program "Care and Respect," katanya.
Ia menyebutkan selain bantuan kemanusian untuk masyarakat Rohingya, selama ini HA-E IPB juga kerap memberikan bantuan sosial di berbagai wilayah di Indonesia yang terkena bencana.
Melalui program "Care and Respect", HA-E IPB juga menyalurkan dana perhatian bagi alumni dan keluarganya yang sakit dan meninggal, serta memberikan beasiswa kepada mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB yang kurang mampu.
Khusus butir terakhir, diperlukan kerja sama dan komunikasi yang baik antara Fakultas dan Himpunan Alumni.
"Kami bersyukur dan bangga karena Dekan Kehutanan giat membangun komunikasi dengan alumni dan sangat mendukung program "Care and Respect," kata Awriya.
Ia menambahkan Fakultas Kehutanan IPB telah menghasilkan lebih dari 8.000 lulusan dari jenjang sarjana, magister dan doktoral. Para alumni tersebut saat ini banyak berkiprah di berbagai macam sektor, namun, tetap disatukan dalam semangat dan jiwa korsa rimbawan (alumni Fakultas Kehutanan).
Sementara itu Dekan Fakultas Kehutanan IPB Rinekso Soekmadi mengatakan penderitaan yang dialami oleh etnis Rohingnya di Provinsi Arakan, Myanmar akibat konflik berkepanjangan sungguh memprihatinkan.
Ribuan warga Rohingnya dikabarkan meninggal dan puluhan ribu lainya terpaksa mengungsi untuk menghindari bentrok dengan Tentara Myanmar.
Kondisi mereka di pengungsian pun mengenaskan karena hidup tanpa kewarganegaraan dengan berbagai keterbatasan.
Tragedi tersebut mengetuk hati banyak pihak, termasuk Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (HA-E IPB).
"Kejadian yang menimpa saudara kita di Rohingnya merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan," kata Rinekso.
Ia mengatakan simpati dan empati seluruh Alumni Fakultas Kehutanan IPB merupakan wujud kepedulian sekaligus ungkapan setia kawan bahwa segala bentuk penindasan harus dilawan dan dienyahkan dari muka bumi.
"Kepedulian serta solidaritas atas nama kemanusiaan, selaras dengan semangat dan jiwa rimbawan," kata Rinekso.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017