Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jawa Barat, memastikan fenomena alam perubahan warna air saluran menjadi hitam pekat di wilayah setempat merupakan dampak dari musim kemarau.
"Salah satunya tengah berlangsung di saluran sekunder Jalan Kemakmuran, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan. Saya sudah pantau airnya berubah menjadi hitam pekat sejak Senin (11/9)," kata Kepala LH Kota Bekasi Jumhana Luthfi di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, fenomena perubahan warna air di lokasi itu karenakan paparan panas terik matahari yang membuat volume air terus menyusut sehingga lumpur di bagian dasarnya muncul ke permukaan aliran air.
"Lumpur ini berwarna hitam pekat karena jarang ada normalisasi. Semakin kering airnya maka semakin nampak lumpurnya," katanya.
Luthfi memastikan kondisi itu bukanlah imbas dari pencemaran limbah pabrik yang selama ini kerap terjadi di aliran Kali Bekasi.
Pihaknya memastikan hal itu menyusul laporan petugas terkait yang sudah memantau langsung kondisi saluran sekunder itu.
Pihaknya juga berencana menghubungi Perum Otoritas Jasa Tirta II selaku pihak yang berwenang menangani pemeliharaan sungai untuk segera dilakukan normalisasi.
"Normalisasi ini penting sebab ada kecenderungan berpotensi merusak sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot," katanya.
Sebelumnya, sejumlah warga di bantaran Saluran Sekunder Jalan Raya Kemakmuran, Bekasi Selatan, resah dengan peristiwa perubahan warna air itu.
"Biasanya warna air berwarna hijau atau cokelat, tapi sudah beberapa hari ini warnanya hitam pekat dan bau busuk," kata Abdullah (32) warga setempat.
Saluran selebar 15 meter itu mengeluarkan bau busuk yang berasal dari sejumlah ikan yang mati dan mabok akibat kondisi air.
Sebagian warga ada pula yang memanfaatkan kondisi itu untuk menangkap ikan menggunakan jaring dan pancing.
"Ikannya jadi gampang ditangkap karena airnya surut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Salah satunya tengah berlangsung di saluran sekunder Jalan Kemakmuran, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan. Saya sudah pantau airnya berubah menjadi hitam pekat sejak Senin (11/9)," kata Kepala LH Kota Bekasi Jumhana Luthfi di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, fenomena perubahan warna air di lokasi itu karenakan paparan panas terik matahari yang membuat volume air terus menyusut sehingga lumpur di bagian dasarnya muncul ke permukaan aliran air.
"Lumpur ini berwarna hitam pekat karena jarang ada normalisasi. Semakin kering airnya maka semakin nampak lumpurnya," katanya.
Luthfi memastikan kondisi itu bukanlah imbas dari pencemaran limbah pabrik yang selama ini kerap terjadi di aliran Kali Bekasi.
Pihaknya memastikan hal itu menyusul laporan petugas terkait yang sudah memantau langsung kondisi saluran sekunder itu.
Pihaknya juga berencana menghubungi Perum Otoritas Jasa Tirta II selaku pihak yang berwenang menangani pemeliharaan sungai untuk segera dilakukan normalisasi.
"Normalisasi ini penting sebab ada kecenderungan berpotensi merusak sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot," katanya.
Sebelumnya, sejumlah warga di bantaran Saluran Sekunder Jalan Raya Kemakmuran, Bekasi Selatan, resah dengan peristiwa perubahan warna air itu.
"Biasanya warna air berwarna hijau atau cokelat, tapi sudah beberapa hari ini warnanya hitam pekat dan bau busuk," kata Abdullah (32) warga setempat.
Saluran selebar 15 meter itu mengeluarkan bau busuk yang berasal dari sejumlah ikan yang mati dan mabok akibat kondisi air.
Sebagian warga ada pula yang memanfaatkan kondisi itu untuk menangkap ikan menggunakan jaring dan pancing.
"Ikannya jadi gampang ditangkap karena airnya surut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017