Bogor, (Antara Megapolitan) - Lima orang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bersama se-Indonesia Wilayah Barat yang ditempatkan di Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. 

Mereka adalah Feryan Fernanda, Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH) Fakultas Pertanian (Faperta); Koes Hendra Agus Setiawan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi (IPTP) Fakultas Peternakan (Fapet); Suvany Aprilia, Departemen Geofisika dan Meteorologi (GFM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Selanjutnya Farah Faadhilah Huwaida, Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM); dan Irtya Qiyamulail, Departemen Gizi Masyarakat (GM) Fakultas Ekologi Manusia (Fema).

KKN Bersama merupakan program yang dilaksanakan oleh Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri (BKS-PTN) Wilayah Barat Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI dan Pemerintah Kabupaten Bangka. 

Universitas Bangka Belitung berkesempatan menjadi tuan rumah. KKN Bersama diikuti oleh 148 mahasiswa dari 23 PTN di Indonesia Wilayah Barat yang tersebar di lima desa di Kabupaten Bangka. Kegiatan ini didukung oleh PT. Timah, BKKBN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Bank Sumselbabel, dan Bank BRI.

Feryan dan tim IPB berkesempatan membantu petani-petani di sekitaran desa yang memiliki komoditas utama singkong dan lada. Dikatakannya, untuk lada, masalah yang sedang terjadi adalah penyakit kuning.

Setelah berkomunikasi dengan dosen pembimbing lapang, Dr. Titiek Siti Yuliani dari Departemen Proteksi Tanaman Faperta IPB, penyakit tersebut ternyata disebabkan oleh serangan patogen, karena kondisi tanaman lemah akibat kekurangan air dan hara," ujarnya.

Untuk itu, Feryan dan tim berbagi informasi kepada para petani tentang pemupukan yang lebih optimal, bekerja sama dengan penyuluh pertanian setempat. Feryan juga aktif dalam program reklamasi lahan eks tambang timah milik masyarakat. Program ini didukung oleh Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Kep Babel.

"Tujuannya agar masyarakat sadar akan dampak dari penambangan, dan pentingnya mengembalikan lahan eks tambang agar kembali normal," katanya. (Fer/NM)
 

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017