Bandarlampung (Antara Megapolitan-Bogor) - Pekon (desa) Sri Menganten, Kecamatan Pulau panggung, Kabupaten Tanggamus, pernah masuk katagori desa rawan pangan, namun secara perlahan desa ini bangkit lewat program Desa Mandiri Pangan, Dinas Ketahanan Pangan, Provinsi Lampung.

Tidak mudah memang mengentaskannya. Pekon atau desa ini ditetapkan sebagai desa rawan pangan pada 2012. Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, melalui dana Bantuan Sosial (Bansos) Desa mengucurkan dana Rp100 juta untuk usaha produktif warga. Pilihannya pada budidaya ikan air tawar.

Targetnya, memberdayakan masyarakat miskin di daerah rentan rawan pangan. Caranya, memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lokal setempat.

"Sekarang ada 97 desa yang masuk program Desa Mandiri Pangan di Lampung. Kami terus memonitor perkembangannya, karena program ini salah satu prioritas Pak Gubernur Ridho Ficardo, dalam mengentaskan kemiskinan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lampung Kusnardi, di Bandarlampung, Senin (21/8/2017).

Program Aksi Desa Mandiri Pangan (Proksi Demapan), merupakan salah satu program yang berupaya menanggulangi kemiskinan dan sekaligus menangani kerawanan pangan. Program ini dilakukan melalui pemberdayaan kepada kelompok afinitas (KA), dengan kegiatan pelatihan, pendampingan, dan pemberian dana bergulir.

Pilihan budidaya ikan sebagai penopang perekonomian warga, juga berbuah hasil. Kini, ada empat kelompok tani yang mengandalkan hidupnya dari budidaya ikan air tawar, yakni Hidup Mandiri, Jaya Mandiri, Seksi Tujuh 1, dan Seksi Tujuh 2.

Menurut Ketua Kelompok Jaya Mandiri, Jaenal Aripin, pada awal pembentukan usaha hanya terdapat empat kolam masing-masing satu kolam di empat kelompok tersebut. Namun kini jumlahnya bertambah menjadi 18 kolam. Tak hanya itu, kegiatan ini juga berdampak pada masyarakat di luar kelompok afinitas di empat desa tersebut. Aksi tersebut berhasil mencetak budidaya ikan air tawar hingga mencapai 100 kolam.

"Kami bersyukur atas program ini, karena manfaatnya tak hanya dirasakan empat kelompok, tapi warga di luar kelompok," kata Jaenal Aripin.

Banyaknya dana mengalir ke desa baik dari Pemerintah Provinsi Lampung seperti Gerbang Desa Saburai dan alokasi dana desa dari pusat, membuat desa menggeliat. Untuk itu, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung terus berkoordinasi agar dana tersebut efektif dan tepat sasaran.

"Kami akan mensinergikan kegiatan Desa Mandiri Pangan ini dengan kegiatan lainnya. Misalnya, dengan memanfaatkan dana desa sesuai amanat Permendes 22 Tahun 2016 tentang Dana Desa untuk mengatasi kendala yang dihadapi masyarakat dalam budidaya ikan air tawar. Salah satunya mahalnya pakan, sehingga sangat dibutuhkan bagi satuan kerja terkait untuk melakukan pelatihan pembuatan pakan dan mesin pembuat pakan,” kata Kusnardi. (RLs/Humas Prov/ANT/BPJ/MTh).

Pewarta: Humas Pemprov Lampung

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017