Bogor, 23/10 (ANTARA) - Taman Wisata Mekarsari tengah melakukan riset untuk mengembangkan tanaman umbi-umbian sebagai salah satu upaya mendukung program pemerintah dalam diversifikasi pangan.
"Riset umbi-umbian ini sedang berjalan, kami menanam beberapa jenis tanaman umbi-umbian di areal taman wisata di atas lahan 500 meter persegi khusus untuk berbagai jenis tanaman umbi-umbian," kata Kepala Bagian Produksi dan Penelitian Taman Wisata Mekarsari, AF Margianasari, di Bogor, Selasa.
Ia mengatakan riset umbi-umbian diawali sebagai salah satu upaya mendukung program pemerintah dalam diversifikasi pangan. Riset ini diawali dengan melakukan pendataan atau survei jenis umbi-umbian di wilayah Jawa dan Jogja.
Menurut dia tanaman umbi pada zaman dahulunya menjadi sumber pangan utama para pejuang. Karena jumlah umbi yang banyak dan beragam jenisnya. Selain itu, gizi yang ada di dalam umbi sangat tinggi.
Namun, seiring berjalannya waktu, tanaman umbi mulai dilupakan dan tidak lagi ditanam. Umbi kebanyakan tumbuh liar tanpa dirawat karena sudah ditinggalkan.
"Padahal ubi ini punya nilai ekonomis yang tinggi, seperti di Jepang. Gizinya juga tinggi. Tapi saat ini banyak masyarakat gengsi makan umbi, beralih ke nasi. Jadi umbi-umbian ini tumbuh liar dan berangsur punah karena jarang di tanam," katanya.
Melihat fenomena tersebut, pihaknya mencoba mengembangkan budidaya umbi-umbian di laboratorium Mekarsari untuk mengetahui apakah umbi bisa dibudidayakan secara cepat sehingga masyarakat tidak lagi malas menanam umbi.
Di Indonesia terdapat beragam jenis umbi-umbian yang dapat dikonsumsi seperti ganyo, suek, amorphopalus, gembili, kimpul, dan masih banyak lagi.
"Tanaman umbi-umbi banyak tersebar di wilayah Indonesia, khususnya di Pulau Jawa," ujarnya.
Ia mengatakan ada tiga ahli tanaman Mekarsari yang ditugaskan khusus untuk membudidayakan tanaman umbi-umbian. Untuk selanjutnya akan disosialisasikan kepada masyarakat untuk mendorong menanam umbi dan mendorong peningkatan ekonomi.
"Kami sedang berupaya melakukan penelitian bagaimana agar umbi ini bisa produksi cepat dan ekonomis," katanya.
Direktur Produksi dan Penelitian Taman Wisata Mekarsari, Ahmad Widodo menambahkan Mekarsari mendukung program pemerintah dalam diversifikasi pangan dengan melakukan riset berbagai jenis tanaman buah-buahan.
"Untuk tahun ini, Mekarsari fokus pada umbi-umbian, dengan melakukan riset ke berbagai daerah. Kami juga melakukan penelitian tentang pelestarian tanaman-tanaman langka yang usianya ratusan tahun. Kami berusaha bekerja segala bidang, bagi pengunjung yang mau berwisata, mencari ilmu dan menikmati hasil buah," katanya.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Riset umbi-umbian ini sedang berjalan, kami menanam beberapa jenis tanaman umbi-umbian di areal taman wisata di atas lahan 500 meter persegi khusus untuk berbagai jenis tanaman umbi-umbian," kata Kepala Bagian Produksi dan Penelitian Taman Wisata Mekarsari, AF Margianasari, di Bogor, Selasa.
Ia mengatakan riset umbi-umbian diawali sebagai salah satu upaya mendukung program pemerintah dalam diversifikasi pangan. Riset ini diawali dengan melakukan pendataan atau survei jenis umbi-umbian di wilayah Jawa dan Jogja.
Menurut dia tanaman umbi pada zaman dahulunya menjadi sumber pangan utama para pejuang. Karena jumlah umbi yang banyak dan beragam jenisnya. Selain itu, gizi yang ada di dalam umbi sangat tinggi.
Namun, seiring berjalannya waktu, tanaman umbi mulai dilupakan dan tidak lagi ditanam. Umbi kebanyakan tumbuh liar tanpa dirawat karena sudah ditinggalkan.
"Padahal ubi ini punya nilai ekonomis yang tinggi, seperti di Jepang. Gizinya juga tinggi. Tapi saat ini banyak masyarakat gengsi makan umbi, beralih ke nasi. Jadi umbi-umbian ini tumbuh liar dan berangsur punah karena jarang di tanam," katanya.
Melihat fenomena tersebut, pihaknya mencoba mengembangkan budidaya umbi-umbian di laboratorium Mekarsari untuk mengetahui apakah umbi bisa dibudidayakan secara cepat sehingga masyarakat tidak lagi malas menanam umbi.
Di Indonesia terdapat beragam jenis umbi-umbian yang dapat dikonsumsi seperti ganyo, suek, amorphopalus, gembili, kimpul, dan masih banyak lagi.
"Tanaman umbi-umbi banyak tersebar di wilayah Indonesia, khususnya di Pulau Jawa," ujarnya.
Ia mengatakan ada tiga ahli tanaman Mekarsari yang ditugaskan khusus untuk membudidayakan tanaman umbi-umbian. Untuk selanjutnya akan disosialisasikan kepada masyarakat untuk mendorong menanam umbi dan mendorong peningkatan ekonomi.
"Kami sedang berupaya melakukan penelitian bagaimana agar umbi ini bisa produksi cepat dan ekonomis," katanya.
Direktur Produksi dan Penelitian Taman Wisata Mekarsari, Ahmad Widodo menambahkan Mekarsari mendukung program pemerintah dalam diversifikasi pangan dengan melakukan riset berbagai jenis tanaman buah-buahan.
"Untuk tahun ini, Mekarsari fokus pada umbi-umbian, dengan melakukan riset ke berbagai daerah. Kami juga melakukan penelitian tentang pelestarian tanaman-tanaman langka yang usianya ratusan tahun. Kami berusaha bekerja segala bidang, bagi pengunjung yang mau berwisata, mencari ilmu dan menikmati hasil buah," katanya.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012