Bogor (Antara Megapolitan) - Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan yang tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia. Rumput laut mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai pertahanan dari radiasi sinar ultra violet. Sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai bahan baku krim tabir surya.
Penelitian ini dilakukan oleh Fevita Maharany, Nurjanah, Ruddy Suwandi (Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor-FPIK IPB), Effonora Anwar (Universitas Indonesia) dan Taufik Hidayat (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).
Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan komposisi kimia, senyawa fitokimia, vitamin E, dan aktivitas antioksidan ekstrak Padina australis dan Eucheuma cottonii. Rumput laut dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelas, yaitu: Rhodophyceae (merah), Phaeophyceae (coklat),Cyanophyceae (hijau-biru) dan Chlorophyceae (hijau). Rumput laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut coklat dan rumput laut merah.
Rumput laut coklat mengandung senyawa fenolik berupa florotanin yang berfungsi sebagai pertahanan dari radiasi sinar ultra violet (UV). Menurut penelitian sebelumnya, florotanin dapat menangkap radikal bebas yang disebabkan oleh radiasi sinar UV. Rumput laut coklat juga diketahui mengandung senyawa flavonoid.
Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenolik yang memiliki gugus kromofor. Gugus kromofor tersebut menyebabkan kemampuan untuk menyerap gelombang sinar UV. Jenis rumput laut coklat yang potensial untuk dimanfaatkan salah satunya adalah Padina australis.
Produksi rumput laut di seluruh Indonesia berasal dari budidaya, antara lain dikembangkan di Jawa, Bali, NTB, Sulawesi dan Maluku. Hasil riset menyatakan, rumput laut E. cottonii mengandung protein, lipid, karbohidrat, a tokoferol, mineral, vitamin C, dan vitamin E, dapat mensintesis senyawa mycosporine (MAAs) yang berperan dalam absorpsi sinar UV.
Penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa rumput laut dapat digunakan dalam pembuatan kosmetik dalam bentuk karagenan, yaitu pada produk sabun, losion dan gel topikal serta dalam bentuk bubur rumput laut untuk krim tabir surya.
Komposisi kimia P. australis kadar air 87,25%; abu 2,34%; protein 1,05%; lemak 0,58%; dan karbohidrat 8,78%, sedangkan komposisi kimia E. cottonii kadar air 76,15%; abu 5,62%; protein 2,32%; lemak 0,11%; dan karbohidrat 15,8%. Metode yang dilakukan yaitu rendemen ekstrak P. australis menggunakan pelarut metanol 4,55%; etil asetat 0,8% dan n-heksan 0,45%, sedangkan rendemen E. cottonii pelarut metanol 6,6%; etil asetat 0,5% dan n-heksan 0,35%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan vitamin E P. australis 162,75 µg/mL dan E. cottonii 158,07 µg/mL. IC50 P. australis 87,082 ppm dan E. cottonii 106,021 ppm. Senyawa fitokimia yang terkandung P. australis dan E. cottonii yaitu flavonoid, fenol hidrokuinon, dan triterpenoid, P. australis juga mengandung tanin dan saponin.
Kandungan senyawa fitokimia tersebut mengindikasikan bahwa P. australis dan E. cottonii potensial untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan tabir surya.(AT)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Penelitian ini dilakukan oleh Fevita Maharany, Nurjanah, Ruddy Suwandi (Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor-FPIK IPB), Effonora Anwar (Universitas Indonesia) dan Taufik Hidayat (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).
Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan komposisi kimia, senyawa fitokimia, vitamin E, dan aktivitas antioksidan ekstrak Padina australis dan Eucheuma cottonii. Rumput laut dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelas, yaitu: Rhodophyceae (merah), Phaeophyceae (coklat),Cyanophyceae (hijau-biru) dan Chlorophyceae (hijau). Rumput laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut coklat dan rumput laut merah.
Rumput laut coklat mengandung senyawa fenolik berupa florotanin yang berfungsi sebagai pertahanan dari radiasi sinar ultra violet (UV). Menurut penelitian sebelumnya, florotanin dapat menangkap radikal bebas yang disebabkan oleh radiasi sinar UV. Rumput laut coklat juga diketahui mengandung senyawa flavonoid.
Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenolik yang memiliki gugus kromofor. Gugus kromofor tersebut menyebabkan kemampuan untuk menyerap gelombang sinar UV. Jenis rumput laut coklat yang potensial untuk dimanfaatkan salah satunya adalah Padina australis.
Produksi rumput laut di seluruh Indonesia berasal dari budidaya, antara lain dikembangkan di Jawa, Bali, NTB, Sulawesi dan Maluku. Hasil riset menyatakan, rumput laut E. cottonii mengandung protein, lipid, karbohidrat, a tokoferol, mineral, vitamin C, dan vitamin E, dapat mensintesis senyawa mycosporine (MAAs) yang berperan dalam absorpsi sinar UV.
Penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa rumput laut dapat digunakan dalam pembuatan kosmetik dalam bentuk karagenan, yaitu pada produk sabun, losion dan gel topikal serta dalam bentuk bubur rumput laut untuk krim tabir surya.
Komposisi kimia P. australis kadar air 87,25%; abu 2,34%; protein 1,05%; lemak 0,58%; dan karbohidrat 8,78%, sedangkan komposisi kimia E. cottonii kadar air 76,15%; abu 5,62%; protein 2,32%; lemak 0,11%; dan karbohidrat 15,8%. Metode yang dilakukan yaitu rendemen ekstrak P. australis menggunakan pelarut metanol 4,55%; etil asetat 0,8% dan n-heksan 0,45%, sedangkan rendemen E. cottonii pelarut metanol 6,6%; etil asetat 0,5% dan n-heksan 0,35%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan vitamin E P. australis 162,75 µg/mL dan E. cottonii 158,07 µg/mL. IC50 P. australis 87,082 ppm dan E. cottonii 106,021 ppm. Senyawa fitokimia yang terkandung P. australis dan E. cottonii yaitu flavonoid, fenol hidrokuinon, dan triterpenoid, P. australis juga mengandung tanin dan saponin.
Kandungan senyawa fitokimia tersebut mengindikasikan bahwa P. australis dan E. cottonii potensial untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan tabir surya.(AT)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017