Sukabumi (Antara Megapolitan) - Puluhan pesilat dari Perguruan Silat Sabandar Karimadi memperagakan atraksi debus yang merupakan kebudayaan khas Jawa Barat dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan Ke-72 Republik Indonesia.

"Silat merupakan salah satu seni bela diri asli Indonesia khususnya dari daerah Jabar, atraksi debus ini merupakan salah satu seninya silat yakni sebagai pertahanan diri dari serangan musuh. Bahkan para pejuang kita dahulu dalam memerdekakan bangsa ini banyak mempunyai ilmu silat dalam menumpas penjajah," kata Ketua Pembina Perguruan Silat Sabandar Karimadi Asep Wahyu Nirwana Boestomi, Kamis.

Menurutnya, peragaan silat dan debus ini selain untuk memeriahkan hari kemerdekaan, tetapi juga untuk melestarikan kebudayaan asli Indonesia yang saat ini keberadaan semakin pudar karena generasi penerus lebih senang ilmu bela diri dari asing.

Padahal silat merupakan ilmu bela diri tertua dan sudah diakui kekuatannya. Bahkan para pejuang dalam masa penjajahan, kerap melatih rakyatnya untuk belajar silat sebagai ilmu ketangkasan dan bela diri.

Tetapi, setiap orang yang memiliki ilmu silat wajib merendah dan dilarang menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang negatif. Karena di perguruannya setiap muridnya wajib melaksanakan ibadah sesuai agamanya dan kepercayaannya untuk menjaga jiwanya tetap bersih.

"Kami pun mengajak kepada generasi penerus bangsa agar melestarikan budaya asli Indonesia ini jangan sampai dicuri asing, apalagi beberapa negara sudah mulai mengembangkan ilmu silat padahal belajarnya di Indonesia," tambanya.

Asep mengatakan tidak sedikit dari muridnya yang membuat nama harum dalam kancah kejuaraan bela diri baik tingkat daerah, provinsi, nasional bahkan internasional. Maka dari itu, sudah seharusnya warga bangga dengan kebudayaan Indonesia ini karena sudah diakui oleh mata dunia.

Di sisi lain, selama ini debus identik dengan ilmu kanuragan dan hitam, namun persepsi itu semua salah karena setiap orang pun bisa menguasainya asalkan berlatih. Sebab setiap manusia memiliki ilmu tenaga dalam yang bisa diolah jika terus dilatih.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017