Bogor (Antara Megapolitan) - Ada momen menarik ketika Wali Kota Bogor Bima Arya Sugarito bertanya kepada sejumlah pelajar tentang pidato paling fenomenal dari Presiden Amerika Serikat ke-35 John F Kennedy saat pelantikannya tahun 1961 yang menjadi simbol kecintaan kepada negara.

"Ada yang tau apa kata-kata Presiden John F Kennedy yang sangat populer itu," tanya Bima kepada sejumlah pelajar yang hadir dari acara Riung Mungpulung Hari Kemerdekaan RI ke-72 di Balai Kota Bogor, Rabu.

Puluhan siswa yang hadir perwakilan dari SMA Negeri 1, SMK Negeri 1 dan anggota Paskibraka, tidak satupun dapat menjawabnya. Bahkan beberapa siswa yang duduk di kursi belakang, kompak mencoba mencari pidato Presiden yang meninggal tertembak itu pada mesin pencari Google.

Namun sayang, pertanyaan Wali Kota Bogor hanya bisa dijawab oleh seorang bapak yang juga anggota FKPPI, yang langsung diapresiasi karena mampu mengingat pelajaran sejarah.

"Jangan tanyakan apa yang dapat negara perbuat untuk anda, tapi tanyakan apa yang dapat anda perbuatan untuk negara," kata Bima mengulang jawaban anggota FKPPI tersebut.

Pertanyaan itu dilontarkan oleh Bima, saat menjawab pertanyaan dari salah satu siswa yang jadi anggota Paskibrakan Kota Bogor yang mempertanyakan apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor untuk generasi mudanya.

Bima mengajak generasi muda Kota Bogor untuk berpikir patriotis, berani berbuat untuk negara, tidak menunggu negara berbuat untuknya.

Bima juga mengingatkan pentingnya mengenal sejarah. Seperti yang dikatakan Bung Karno "Jangan sekali-kali melupakan sejarah" tujuannya agar generasi berikutnya belajar dari sejarah. Karena, sejarah adalah pengulangan-pengulangan, setiap persoalan sama.

Sekretaris DCH 45 Kota Bogor, Taufik Hasunna menyayangkan minimnya pemahaman sejarah di kalangan generasi muda saat ini. Dalam diskusi Kemerdekaan bersama Wali Kota dan para veteran, pertanyaan yang dilontarkan sangat normatif, jauh dari nilai-nilai nasionalisme.

"Disinilah permasalahan bangsa kita saat ini, dulu sudah ada sinyal banyak pelajar tidak hapal Pancasila, apalagi pemahaman terkait sejarah," katanya.

Menurut Taufik kondisi ini sangat mengkhawatirkan, karena tanpa memahami sejarah, semangat nasionalisme akan semakin terkikis dari generasi muda Indonesia. Hilangnya pemahaman tersebut menjadi pintu masuk pemahaman agitasi.

"Kelemahan kita inilah yang dimanfaatkan oleh pihak luar untuk menanamkan agitasi, mengedepankan kepentingan kelompok, ini situasi rentan," kata Taufik.

Untuk mencegah hal itu, lanjut Taufik perlunya pendidikan penguatan nilai-nilai nasionalisme, wawasan kebangsaan yang saat ini digiatkan kembali oleh Kodim 0606/Kota Bogor.

"Saya melihat sudah mulai ada kesadaran secara parsial, upaya-upaya untuk menumbuhkan lagi semangat nasionalisme. Dan ini harus terus digulirkan oleh pemerintah," kata Budayawan Kota Bogor itu.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017