Bogor (Antara Megapolitan) - Dua mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Danang Alfath Aldrian dan Yuliana kembali menuliskan prestasi melalui kreativitas mereka. Kedua mahasiswa IPB ini kembali mengembangkan sebuah ide setelah sebelumnya pernah menjuarai sebuah ajang lomba kaya tulis mengenai biopori.

Danang dan Yuliana berhasil meraih juara pertama di ajang National Essay Competition Hi-Great 2017 yang digelar Himpunan Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang pada tanggal 19 - 20 Mei 2017.

Dalam ajang karya tulis ilmiah yang bertema ‘Strategi Pemanfaatan Limbah Agroindsutri sebagai Upaya Peningkatan Laju Perekonomian Rakyat’  tersebut para peserta yang berasal dari perguruan tinggi ternama di Indonesia diantaranya: Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Diponegoro (UNDIP), IPB dan lainnya bersaing memberikan ide-ide kreatif mereka dalam memajukan Indonesia. Mereka dapat memilih subtema seperti riset, teknologi dan pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan dan pangan.

Pada kesempatan tersebut tim IPB berhasil menjadi juara pertama dengan mengangkat karya tulis berjudul ''Biororak System: Pemanfaatan Kombinasi Biopori dan Rorak pada Lahan Pertanian Berkelanjutan untuk Meningkatkan Prekonomian Petani Indonesia''.

Biororak sendiri merupakan sebuah sistem pengelolaan tanah dengan menggabungkan metode biopori dan rorak. Biopori merupakan pembuatan lubang pada tanah dan memanfaatkan limbah organik untuk dijadikan kompos pada lubang tersebut.

Lubang biopori biasanya memiliki diameter sepuluh centimeter dengan kedalam seratus centimeter. Proses pengomposan limbah organik dapat terjadi selama 56-84 hari. Biopori berguna mencegah terjadinya degradasi unsur hara pada tanah, akibat adanya aliran air pada permukaan tanah yang tinggi.

Sedangkan rorak sendiri merupakan parit buntu yang ukurannya dapat ditentukan. Pembuatan rorak dilakukan di antara tanaman dan searah dengan kontur tanah. Pembuatannya pun dapat dibarengi dengan pemberian limbah organik (mulsa) sehingga rorak dapat menjadi salah satu sarana penampungan tanah yang tergerus sekaligus menjadi tempat cadangan air.

''Biororak system ialah kombinasi perencaan pembuatan biopori dan rorak secara sistematis pada lahan pertanian yang diharapkan dapat menjadi solusi curah hujan tinggi yang berpotensi membahayakan lahan pertanian. Sebab, dapat menyebabkan hilangnya unsur hara pada tanah,'' ujar Danang.

Biororak ini selain menjadi penampung air dan sumber hara pada tanah, juga menjadi alternatif petani dalam mengurangi biaya dari penggunaan pupuk anorganik. Sistem ini dapat diaplikasikan pada lahan kering yang umumnya digunakan untuk budidaya serelia (gandum, jagung, dan sorgum), kacang-kacangan (kacang tanah, hijau dan kedelai), umbi-umbuan (ubi kayu, jalar, dan talas) dan tanaman perkebunan lainnya.

''Kemampuan penyimpanan biorororak ini maka diharapkan dapat memperbaiki struktur tanah yang telah rusak,'' tambahnya. (GG/ris)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017