PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) akan membuka pabrik di Filipina untuk menggarap pasar sepeda motor di negara tersebut. Ekspansi itu juga dilakukan sebagai upaya memperluas peran Astra Otoparts di rantai pasok global, terutama di industri komponen suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.

Presiden Direktur/CEO Astra Otoparts Hamdhani Dzulkarnaen Salim menjelaskan, Filipina merupakan negara ketiga setelah sebelumnya Astra Otoparts sudah memiliki satu pabrik di Tiongkok dan dua pabrik di Vietnam. Pabrik di Tiongkok sudah beroperasi sejak 2012 dan di Vietnam sejak 2014 lampau.

”Kehadiran kami di Filipina berkat permintaan Honda Asia yang percaya dengan kualitas produk kami dan mampu berdaya saing. Akhir tahun ini kami buka, saat ini sedang pengurusan legal dokumennya,” ujar Hamdhani dalam ketetangannya, Jumat.

Langkah strategis itu diyakini semakin mendongkrak kinerja perusahaan agar tumbuh signifikan di tengah lesunya pasar otomotif dalam negeri. Tercatat, pendapatan Astra Otoparts naik 20,7 persen jika dibandingkan kondisi sebelum pandemi. Pada tahun 2019, pendapatan Astra Otoparts sebesar Rp 15,4 triliun, melonjak menjadi Rp 18,6 triliun di tahun 2023.

Pencapaian itu mengejutkan, apalagi di saat kondisi pasar otomotif lesu dan belum bangkit dari masa sebelum pandemi. Tercatat, pada 2023, penjualan otomotif sebanyak 1.005.802 unit, turun 2,4 persen jika dibandingkan tahun 2019 sebelum pandemi yang tercatat sebanyak 1.030.126 unit. Begitu juga pasar kendaraan roda dua yang turun 3,9 persen yakni dari 6.487.460 unit pada tahun 2019 menjadi 6.236.992 unit di 2023.

Langkah Astra Otoparts tentu menjadi angin segar di tengah catatan kelam dari laporan Bank Dunia terbaru tentang merosotnya daya saing industri manufaktur dan perdagangan dalam satu dekade ini.

”Hari hari ini, produk manufaktur Indonesia semakin termarjinalkan dari rantai pasok dunia dan perdagangan global,” kata Chief Economist Bank Dunia untuk Kawasan Asia Pasifik Aaditya Mattoo.

Disebutkan, kondisi manufaktur Indonesia sedang tertekan. Dalam tiga bulan berturut-turut, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) manufaktur Indonesia terkontraksi yakni sejak Juli hingga September 2024.

Kontribusi sektor manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi juga menurun dalam satu dekade ini yakni dari 21,02 persen dari total PDB pada tahun 2014, menjadi hanya 18,52 persen dari total PDB per Triwulan II tahun 2024.

Hamdhani melanjutkan, Astra Otoparts akan terus menjajaki perluasan pasar global. Menurut Hamdhani, tingginya kepercayaan Honda Asia terhadap Astra Otoparts berkat pengalaman panjang dan kualitas produk yang dimiliki. Bahkan, Honda Asia beberapa kali menawarkan Astra Otoparts berekspansi ke beberapa negara.

Suku cadang produk Astra Otoparts seperti aki dan ban sudah diekspor dari pabrik di Indonesia ke lebih dari 50 negara di kawasan Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika.

Komponen suku cadang produksi pabrik Astra Otoparts di negara lain juga memenuhi pasar global. Seperti pabrik di Vietnam yang memasok speedometer sepeda motor untuk beberapa negara di Eropa seperti Yunani, Albania, dan Bulgaria.

Hamdhani yakin Astra Otoparts akan terus tumbuh. Terutama didukung diversifikasi produk yang terus dilakukan di luar komponen suku cadang otomotif berupa alat kesehatan, alat berat industri, dan komponen kereta api. Termasuk membidik peluang pasar lainnya, seperti pasar ekspor di beberapa negara tujuan lain.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, saat ini Indonesia belum menjadi pemain besar dalam Global Automotive Aftermarket Industry.

Namun, kata Menperin, kondisi itu menjadi peluang bagi industri Indonesia untuk bisa berperan. “Saya melihat ini menjadi peluang yang sangat besar bagi Indonesia, dan potensi untuk tumbuh, room to grow-nya sangat terbuka luas,” ujar Menperin.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024