Bogor (Antara Megapolitan) - Tikus merupakan satwa liar yang mampu berasosiasi dengan kehidupan manusia. Kehadiran tikus dalam kehidupan manusia dianggap sangat mengganggu dan menimbulkan kerugian pada manusia, diantaranya kerusakan pada tanaman budidaya, peralatan rumah tangga, dan konstruksi bangunan, serta berkurangnya simpanan bahan makanan di gudang.

Selain itu, tikus mengakibatkan kontaminasi pada bahan makanan, dan terbawanya beberapa patogen dari tikus ke manusia atau hewan peliharaan lain pada habitat rumah. Sebagai pembawa penyakit yang berbahaya, hewan ini dapat menularkan penyakit seperti pes dan leptospirosis.

Terkait hal ini, mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor (IPB) Fatimah Sofni Siregar, yang dibimbing oleh Dr. Swastiko Priyambodo melakukan penelitian dengan judul “Keberhasilan Pemerangkapan Tikus dengan Tiga Jenis Umpan pada Habitat Rumah di Dramaga, Bogor”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan dari berbagai jenis umpan perangkap di habitat rumah.

Tikus sebagai hama permukiman memiliki kebiasaan hidup dan berkembangbiak di sekitar hunian manusia. Tikus permukiman berada di daerah kota dengan penduduk yang padat dan sanitasi yang kurang baik.

Jenis tikus yang sering ditemui pada daerah permukiman adalah R. rattus diardii, R. norvegicus, dan Mus musculus.

Tikus dapat mengalami trap shyness, yaitu tikus mudah ditangkap pada awal pemerangkapan, tetapi sulit ditangkap pada pemerangkapan berikutnya.

Keberhasilan pemerangkapan bergantung dari tempat peletakan perangkap, jenis perangkap, dan umpan perangkap yang digunakan.

Variasi peletakan perangkap dan penggunaan jenis umpan berbeda akan meningkatkan keberhasilan pemerangkapan. Selain itu, kualitas dan kuantitas makanan yang tersedia di lapangan mempengaruhi hasil pemerangkapan.

Pengendalian tikus menggunakan perangkap merupakan teknik yang paling sesuai untuk habitat rumah dan sekitarnya karena dapat menghindari sifat resistensi, mengurangi pencemaran lingkungan, menghemat biaya pengendalian, dan merupakan cara yang paling efektif, aman, dan ekonomis.

Keberhasilan pemerangkapan tikus tergantung pada jenis umpan yang digunakan. Penelitian ini menggunakan tiga jenis umpan yang sering ditemukan di habitat rumah yaitu ikan asin, kelapa bakar, dan ubi jalar.

Umpan perangkap merupakan umpan yang digunakan untuk menarik tikus masuk dalam perangkap. Penggunaan perangkap berisi umpan memiliki persentase keberhasilan pemerangkapan lebih tinggi dibanding perangkap tanpa umpan.

Keberhasilan pemerangkapan di habitat rumah dengan umpan kelapa bakar sebesar 12 persen, ikan teri 9.14 persen dan perangkap tanpa umpan 0.29 persen.

Pada penelitian sebelumnya, diperoleh hasil keberhasilan pemerangkapan dengan umpan ikan asin 21.6 persen, sedangkan  dengan umpan racun 14 persen.

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Dramaga  Kabupaten Bogor pada September 2016 hingga Januari 2017.

Pemerangkapan dilakukan di sepuluh rumah dengan sepuluh ulangan dalam waktu.
Keberhasilan pemerangkapan dengan ikan asin 10.5 persen, kelapa bakar 10.5 persen, dan ubi jalar 8.5 persen.

Tikus yang terperangkap adalah 52 rumah tikus (R. rattus diardii), dan 7 tikus riul (R. norvegicus). Tikus betina dan tikus berukuran besar lebih banyak terperangkap dibanding tikus jantan dan tikus berukuran kecil.

Hasil penelitian ini akan memberikan informasi kepada masyarakat tentang jenis umpan yang efektif digunakan dalam pemerangkapan tikus di rumah.(AT/NM)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017