Bogor (Antara Megapolitan) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani menggandeng Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) dalam menyelesaikan persoalan terkait kualitas manusia atau Sustainable Development Goals (SDGs).

"Fema bisa memberikan masukan kepada pemerintah, jadi perlu ada sinergi antara IPB khususnya Fema berkaitan dengan isu-isu strategis berkaitan dengan SDGs," kata Puan dalam Orasi Ilmiahnya di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin.

Puan mengaku, untuk pertama kalinya ia mendengar ada Fakultas Ekologi Manusia di IPB dan belum mengetahui banyak tentang jurusan tersebut. Sampai saat melakukan orasi ia mendengarkan paparan Dekan Fema tentang apa saja yang sudah dilakukan fakultas tersebut, seperti membangun gizi masyarakat, program 1.000 hari kelahiran, kantin sehat, persoalan kemiskinan, edukasi peningkatan gizi anak, mobil curhat yang sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor.

"Seperti yang dipaparkan Dekan Fema, bahwa empat sehat lima sempurna, kesehatan 1.000 hari kelahiran satu hal yang sudah dikaji di Fema. Ini merupakan salah satu masalah di Indonesia," kata Puan.

Oleh karena itu, lanjut Puan, dirinya akan melakukan kerja sama dan mendorong Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk melakukan kerja sama lebih efektif dengan Fema-IPB.

"Kerja sama lebih efektif untuk bisa mendapatkan kajian-kajian yang ada di Fema IPB," kata Puan.

Puan ingin menggandeng Fema IPB dalam upaya menyelesaikan gizi masyarakat. Melalui kajian yang dilakukan Fema dapat membantu pemerintah dalam menurunkan dan mengatasi persoalan kesejahteraan manusia.

Menurut Cucu Bung Karno tersebut, sebagai Kementerian yang membawahi sejumlah menteri dibidang terkait pembangunan manusia dan kebudayaan, beberapa kali melakukan rapat koordinasi terkait empat sehat lima sempurna dengan membangun kearifan lokal, tanpa mengenyampingkan pentingnya ketahanan pangan dan swasembada pangan.

Ia mengatakan, persoalan membangun mempunyai arti sangat luas, yakni membangun tidak hanya bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan tapi juga kebudayaan. Dan tidak kalah pentingnya dalam bidang spiritual.

Menurutnya, pembangunan nasional yang dijalankan oleh Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat ini berorientasi pada visi pembangunan untuk menjadikan Indonesia yang berdaulat berdikari, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

"Kenapa gotong royong, karena gotong royong adalah perasan intisari dari Pancasila., dan bangsa ini akan tetap besar, kalau kemudian kita bisa melakukan segala sesuatu itu gotong royong," katanya.

Puan menambahkan, kehadiran Fema yang menjadi satu-satunya fakultas di Indonesia dan yang ketiga di Asia Tenggara, dapat membantu Kementeriannya dalam menyelesaikan persoalan terkait kualitas manusia.

"Setidaknya dengan adanya Fema ini persoalan di Kemenko PMK bisa terurai," kata Puan.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017