Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengadakan Program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) di Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat, untuk mendukung net zero emission dengan berkebun dan pengolahan sampah organik.

Tim pengmas terdiri atas dua dosen FEB Evony Silvino Violita dan Dwi Hartantibersama tiga mahasiswa FEB UI yaitu Reza Zulkarnain Azhari, Abdullah Yusuf, dan Sofia Rahma Aulia.

“Ini sangat relevan dengan kondisi Depok yang darurat limbah, dan memberikan keterampilan yang berguna bagi ibu rumah tangga. Pembuatan pupuk organik cair adalah solusi ekonomis dan ramah lingkungan untuk kebutuhan pupuk dan pestisida nabati. Selain itu program ini juga mendorong ibu-ibu untuk mulai berkebun di pekarangan rumah mereka,” kataEvony Silvino Violita dalam keterangannya di Depok,Sabtu.

Program yang dimulai sejak April hingga Oktober 2024 ini bertujuan memperkenalkan praktik keberlanjutan lingkungan melalui pengelolaan sampah, pembuatan pupuk organik, serta berkebun di tingkat rumah tangga.

Baca juga: Lembaga Demografi FEB UI: Persiapkan generasi silver aktif dan sejahtera

Program ini merupakan bagian dari upaya mendukung gerakan Net Zero Emission (NZE) dengan mengajarkan pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Menurut tim pengabdian, langkah ini tidak hanya membantu mengurangi limbah rumah tangga, tetapi juga mendukung penghematan biaya dalam berkebun.

Selain metode berkebun dengan pot dan polibag, peserta juga diperkenalkan dengan teknik hidroponik yang sangat cocok bagi mereka yang memiliki keterbatasan lahan. 

Dengan menanam sayuran sendiri, keluarga tidak hanya bisa menghemat belanja tetapi juga memastikan kualitas makanan yang lebih baik.Program ini juga didukung oleh komunitas lokal. Narasumber dari Indonesia Berkebun diundang untuk memberikan pelatihan kepada warga.

Baca juga: FEB UI ajak dosen sikapi Generative AI dengan baik dan bijak

“Beberapa peserta teraktif diikutsertakan dalam akademi berkebun oleh Indonesia Berkebun. Mereka nantinya akan menyebarluaskan ilmu yang mereka dapatkan kepada komunitas berkebun di wilayah ini,” kata Evony.

Ia menambahkan program ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan keluarga melalui penghematan belanja sayuran, tetapi juga meningkatkan kesehatan dengan konsumsi makanan organik.

Sampah anorganik yang dihasilkan juga dikelola dengan menjualnya ke bank sampah, yang memberikan manfaat ekonomi, sekaligus mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Dengan membuat pupuk dan kompos sendiri serta berkebun, rumah tangga dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon dan pengelolaan sampah yang lebih baik,” ucap. Evony.

Baca juga: Riset LPEM FEB UI ungkap dua faktor penyebab stagnasi pasar mobil baru

Salah seorang peserta, Suminarsih, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan tersebut. “Ini pengalaman pertama saya berkebun dan mengolah sampah jadi rupiah," katanya.

"Saya jadi lebih peduli dengan sampah. Sekarang, saya sudah tidak membuang sampah sembarangan, semua dipilah. Rasanya bahagia setiap menanam benih dan melihat tanaman hijau setiap pagi,” ujarnya.

Senada dengan itu peserta lain bernama Nur berpendapat kegiatan ini memberikan ilmu yang mudah dipraktikkan. “Sangat bermanfaat dan mudah dilakukan. Sekarang saya lebih paham penggunaan pupuk dan pengendalian hama,” ujarnya.

Program Pengmas UI ini diharapkan mampu memberikan dampak jangka panjang bagi ketahanan ekonomi dan kesehatan warga Depok, sekaligus mendukung tujuan NZE melalui pengelolaan sampah dan kegiatan berkebun.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024