Sukabumi, 15/10 (ANTARA) - Perhimpunan Donor Darah Indonesia PDDI0 dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, Jabar, mencatat bahwa masyarakat setempat membutuhkan rata-rata 2.000 kantong darah perbulan.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, PDDI dan PMI setempat hasus bekerja sama dengan berbagai pihak, kata Sekretaris PDDI Cabang Kota Sukabumi, Erwin Hendarwin, kepada wartawan di Sukabumi, Senin.

Menurut Erwin, di RSUD Syamsudin SH Kota Sukabumi saja, permintaan darah setiap bulannya rata-rata mencapai 1.000 kantong, namun jika dibandingkan antara suplai dari dari donor darah sukarela baru bisa menutupi 10 persen dari permintaan atau setiap bulannya hanya dihasilkan sekitar 200 kantong.

Ia mengatakan, tingginya kebutuhan darah di Kota Sukabumi tidak sesesuai dengan stok darah yang ada.

"Untuk memenuhi permintaan tersebut kami pun melakukan kerja sama dengan berbagai dinas, instansi dan lembaga yang ada baik negeri maupun swasta, termasuk dengan TNI dan Polri, khususnya dalam melakukan donor darah sukarela," tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Unit Donor Darah (UDD) RSUD Syamsudin Menyinggun yang tujuannya dalam mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan darah di RSUD R. Syamsudin termasuk di rumah sakit lainnya.

"Tingginya kebutuhan darah di Kota Sukabumi, tidak sesesuai dengan stok darah yang ada maka dari itu kami menghimbau kepada masyarakat, untuk mendonorkan darahnya secara rutin, minimal setiap tiga bulan sekali, guna memenuhi kebutuhan darah," kata Erwin.

Di sisi lain, adanya anggapan PMI menjual darah kepada masyarakat, pihaknya langsung membantah karena PMI tidak pernah mempenjualbelikan darah. Namun, ditambahkan Erwin, yang harus dipahami oleh masyarakat, darah yang akan ditransfusikan memerlukan pengolahan terlebih dahulu, supaya tidak membahayakan bagi para pengguna darah tersebut.

"Dalam melakukan proses pengolahan darah memerlukan biaya yang tidak sedikit. Di antaranya untuk membeli kantong darah, membeli reagen untuk pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan uji saring, Hepatitis B surface antigen (HBsAg), Anti-Virus Hepatitis C (HCV), Anti-Human Immunodeficiency Virus atau HIV, dan Rapid Plasma Reagin (RPR) atau Sifilis," tambahnya.


Aditya

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012