Seorang guru SMA di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jaelani Sidik (34) mengaku bersyukur dengan adanya Aplikasi Mobile JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional.
Jaelani di Cibinong, Senin, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak dasar manusia, maka kesehatan menjadi dasar manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Mengemban amanah sebagai Guru Bimbingan dan Konseling (BK) membuat Jaelani Sidik pria asal Gunung Putri, Kabupaten Bogor, ini memiliki hubungan yang cukup dekat dengan murid di sekolah. Ia mengatakan proses belajar akan optimal apabila kesehatan pengajar dan murid dalam keadaan baik.
“Kesehatan perlu dijaga karena dengan kondisi sehat, aktivitas sehari-hari dapat terlaksana sesuai rencana. Begitu pun dengan kegiatan yang cukup padat di sekolah setiap harinya, kondisi anak murid di sekolah sebisa mungkin kami pastikan dalam keadaan sehat," kata Jaelani.
Baca juga: BPJS Kesehatan Perkenalkan Fitur JKN-Mobile (Video)
Dengan adanya sosialisasi Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan, ia perlu memanfaatkan skrining kesehatan di Aplikasi Mobile JKN.
Ia menerangkan kondisi anak murid yang lebih canggih dan melek teknologi ini membuat dirinya tidak mau ketinggalan informasi, termasuk dalam memanfaatkan pelayanan publik yang kini dipermudah dengan pelayanan digital, seperti yang ditawarkan BPJS Kesehatan.
Hal ini membuat Jaelani mengandalkan kemudahan teknologi dalam akses pelayanan, salah satunya adalah fitur skrining kesehatan untuk mengetahui dan mendata risiko kesehatan anak muridnya.
“Rata-rata anak murid di sini pasti sudah punya smartphone karena setelah pandemi kemarin mengharuskan kegiatan pembelajaran dilakukan melalui online. Jadi sudah seharusnya pelayanan digital ini dipahami seluruh kalangan, termasuk pelajar sehingga pemanfaatannya dapat optimal," ujarnya.
Baca juga: BPJS Kesehatan berorientasi terhadap kinerja berbasis jaringan
Terdaftar di Klinik Rabbani Medika, Jaelani kerap memanfaatkan antrean online ketika berobat dan hal ini ia buktikan dapat menyingkat waktu tunggu di fasilitas kesehatan.
Begitu pula saat ia mengurusi administrasi orang tua yang kontrol setelah operasi mata di Rumah Sakit Husada. Melalui smartphone miliknya, Jaelani mengambil nomor antrean sehari sebelum jadwal kontrol sehingga orang tuanya dapat berobat pada jam yang tertera di Aplikasi Mobile JKN.
“Untuk orang tua sudah sepuh pasti awam dengan sesuatu digital seperti ini makanya kalau orang tua saya mau berobat saya bantu ambilkan nomor antrean agar mereka tidak lama menunggu antrean di rumah sakit," sebut dia.
Ia mengaku bersyukur pada Program JKN ini biaya ditanggung penuh oleh pemerintah, sekaligus dengan akses pelayanan kesehatan yang sudah semakin baik.
"Walau pun saya sendiri belum pernah pakai untuk berobat sampai ke rumah sakit, tapi saya niatkan untuk sedekah membantu yang sakit dan membutuhkan pelayanan kesehatan,” ucap Jaelani.
Baca juga: Kisah pengemudi ojek daring yang merasakan manfaat BPJS Kesehatan
Selain berdasarkan pengalaman dan informasi yang ia dapatkan, Jaelani mengakui pentingnya Program JKN dan juga ia sadari ketika melihat sekitar lingkungan tempat ia mengajar banyak yang merasa terbantu ketika berobat tanpa khawatir biaya yang akan dikeluarkan.
Cukup memastikan kepesertaan aktif dengan membayar iuran tepat waktu setiap bulan, diyakini Jaelani sebagai antisipasi perlindungan kesehatan sebelum sakit.
Menurut dia, pada era digital seperti sekarang diakui serba cepat begitu pun dengan pelayanan yang ditawarkan BPJS Kesehatan dengan menyediakan kanal layanan digital yang dapat diakses secara mandiri juga dapat memudahkan peserta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Jaelani berharap kemudahan pelayanan melalui digital yang ia dan keluarga rasakan dapat juga dirasakan oleh banyak masyarakat. Semakin banyak yang paham semakin optimal juga pemanfaatannya sehingga peserta banyak yang merasa puas dengan Program JKN yang terselenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Jaelani di Cibinong, Senin, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak dasar manusia, maka kesehatan menjadi dasar manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Mengemban amanah sebagai Guru Bimbingan dan Konseling (BK) membuat Jaelani Sidik pria asal Gunung Putri, Kabupaten Bogor, ini memiliki hubungan yang cukup dekat dengan murid di sekolah. Ia mengatakan proses belajar akan optimal apabila kesehatan pengajar dan murid dalam keadaan baik.
“Kesehatan perlu dijaga karena dengan kondisi sehat, aktivitas sehari-hari dapat terlaksana sesuai rencana. Begitu pun dengan kegiatan yang cukup padat di sekolah setiap harinya, kondisi anak murid di sekolah sebisa mungkin kami pastikan dalam keadaan sehat," kata Jaelani.
Baca juga: BPJS Kesehatan Perkenalkan Fitur JKN-Mobile (Video)
Dengan adanya sosialisasi Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan, ia perlu memanfaatkan skrining kesehatan di Aplikasi Mobile JKN.
Ia menerangkan kondisi anak murid yang lebih canggih dan melek teknologi ini membuat dirinya tidak mau ketinggalan informasi, termasuk dalam memanfaatkan pelayanan publik yang kini dipermudah dengan pelayanan digital, seperti yang ditawarkan BPJS Kesehatan.
Hal ini membuat Jaelani mengandalkan kemudahan teknologi dalam akses pelayanan, salah satunya adalah fitur skrining kesehatan untuk mengetahui dan mendata risiko kesehatan anak muridnya.
“Rata-rata anak murid di sini pasti sudah punya smartphone karena setelah pandemi kemarin mengharuskan kegiatan pembelajaran dilakukan melalui online. Jadi sudah seharusnya pelayanan digital ini dipahami seluruh kalangan, termasuk pelajar sehingga pemanfaatannya dapat optimal," ujarnya.
Baca juga: BPJS Kesehatan berorientasi terhadap kinerja berbasis jaringan
Terdaftar di Klinik Rabbani Medika, Jaelani kerap memanfaatkan antrean online ketika berobat dan hal ini ia buktikan dapat menyingkat waktu tunggu di fasilitas kesehatan.
Begitu pula saat ia mengurusi administrasi orang tua yang kontrol setelah operasi mata di Rumah Sakit Husada. Melalui smartphone miliknya, Jaelani mengambil nomor antrean sehari sebelum jadwal kontrol sehingga orang tuanya dapat berobat pada jam yang tertera di Aplikasi Mobile JKN.
“Untuk orang tua sudah sepuh pasti awam dengan sesuatu digital seperti ini makanya kalau orang tua saya mau berobat saya bantu ambilkan nomor antrean agar mereka tidak lama menunggu antrean di rumah sakit," sebut dia.
Ia mengaku bersyukur pada Program JKN ini biaya ditanggung penuh oleh pemerintah, sekaligus dengan akses pelayanan kesehatan yang sudah semakin baik.
"Walau pun saya sendiri belum pernah pakai untuk berobat sampai ke rumah sakit, tapi saya niatkan untuk sedekah membantu yang sakit dan membutuhkan pelayanan kesehatan,” ucap Jaelani.
Baca juga: Kisah pengemudi ojek daring yang merasakan manfaat BPJS Kesehatan
Selain berdasarkan pengalaman dan informasi yang ia dapatkan, Jaelani mengakui pentingnya Program JKN dan juga ia sadari ketika melihat sekitar lingkungan tempat ia mengajar banyak yang merasa terbantu ketika berobat tanpa khawatir biaya yang akan dikeluarkan.
Cukup memastikan kepesertaan aktif dengan membayar iuran tepat waktu setiap bulan, diyakini Jaelani sebagai antisipasi perlindungan kesehatan sebelum sakit.
Menurut dia, pada era digital seperti sekarang diakui serba cepat begitu pun dengan pelayanan yang ditawarkan BPJS Kesehatan dengan menyediakan kanal layanan digital yang dapat diakses secara mandiri juga dapat memudahkan peserta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Jaelani berharap kemudahan pelayanan melalui digital yang ia dan keluarga rasakan dapat juga dirasakan oleh banyak masyarakat. Semakin banyak yang paham semakin optimal juga pemanfaatannya sehingga peserta banyak yang merasa puas dengan Program JKN yang terselenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024