Bogor (Antara Megapolitan) - Berkat inovasinya di bidang hortikultura, Prof. Dr. Muhammad Syukur meraih penghargaan Masyarakat Perbenihan dan Pembibitan Indonesia (MPPI) Award kategori Pemuliaan Tanaman pada tanggal 7 Mei 2017.
Pemberian penghargaan dilangsungkan saat Kongres MPPI di Universitas Muhammadiyah (UNMUHA), Banda Aceh.
Dosen Divisi Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) ini sebelumnya juga telah meraih beberapa penghargaan, antara lain Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) dari Kemendikbud tahun 2012; Dosen Berprestasi peringkat Tingkat Nasional tahun 2014; serta Inovasi IPB Paling Prospektif tahun 2016. Business Innovation Center Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI.
Prof. Muhammad Syukur terkenal dengan inovasi cabainya, yakni membuat varietas baru yang memiliki delapan degradasi warna berbeda menyerupai pelangi.
Tanaman cabai ini merupakan inovasi yang ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan keluarga, juga dikembangkan sebagai pemanis rumah yaitu menjadi tanaman hiasan.
Cabai IPB Ungara dan IPB Seroja merupakan tipe cabai hias yang memiliki keunikan khusus dan tingkat kepedasan yang tinggi. Cabai IPB Ungara memiliki warna buah dan daun ungu.
Sedangkan IPB Seroja memiliki delapan warna yang berbeda. Selain itu, ada lima tipe cabai lain yang merupakan tipe cabai hias yakni Syakira, Jelita, Namira, Ayesha, dan Lembayung.
''Cabai ini dapat ditanam dalam pot sebagai tanaman hias. Buah yang ada warna ungunya memiliki kandungan antosianin tinggi, sehingga kandungan antioksidannya juga tinggi,'' ujar Prof. Syukur.
Kelebihan pada cabai ini yakni kebutuhan air dan sumber matahari yang minim. Cabai ini setelah tiga bulan ditanam sudah dapat dipanen, bisa lima kali panen dengan total berat panen mencapai 500 gram.
Prof. Muhammad Syukur juga telah merilis cabai merah besar yang dapat dijadikan sebagai salah satu solusi bagi fluktuasi harga cabai yang seringkali menjadi permasalahan yang berulang setiap tahun di Indonesia.
Cabai merah besar ini diberi nama IPB CH3 atau Capsium Annum yang merupakan jenis cabai hibrida varietas unggul.
Produktivitas IPB CH3 ini tergolong tinggi, panjang buahnya 14 cm sampai 17 cm, serta mampu menghasilkan 1,11 kilogram per tanaman atau sekitar 15 ton per hektar.
Cabai ini menggabungkan sifat-sifat dari cabai kecil yang rasanya pedas dan cabai besar yang rasanya kurang pedas. (SM/NM).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Pemberian penghargaan dilangsungkan saat Kongres MPPI di Universitas Muhammadiyah (UNMUHA), Banda Aceh.
Dosen Divisi Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) ini sebelumnya juga telah meraih beberapa penghargaan, antara lain Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) dari Kemendikbud tahun 2012; Dosen Berprestasi peringkat Tingkat Nasional tahun 2014; serta Inovasi IPB Paling Prospektif tahun 2016. Business Innovation Center Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI.
Prof. Muhammad Syukur terkenal dengan inovasi cabainya, yakni membuat varietas baru yang memiliki delapan degradasi warna berbeda menyerupai pelangi.
Tanaman cabai ini merupakan inovasi yang ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan keluarga, juga dikembangkan sebagai pemanis rumah yaitu menjadi tanaman hiasan.
Cabai IPB Ungara dan IPB Seroja merupakan tipe cabai hias yang memiliki keunikan khusus dan tingkat kepedasan yang tinggi. Cabai IPB Ungara memiliki warna buah dan daun ungu.
Sedangkan IPB Seroja memiliki delapan warna yang berbeda. Selain itu, ada lima tipe cabai lain yang merupakan tipe cabai hias yakni Syakira, Jelita, Namira, Ayesha, dan Lembayung.
''Cabai ini dapat ditanam dalam pot sebagai tanaman hias. Buah yang ada warna ungunya memiliki kandungan antosianin tinggi, sehingga kandungan antioksidannya juga tinggi,'' ujar Prof. Syukur.
Kelebihan pada cabai ini yakni kebutuhan air dan sumber matahari yang minim. Cabai ini setelah tiga bulan ditanam sudah dapat dipanen, bisa lima kali panen dengan total berat panen mencapai 500 gram.
Prof. Muhammad Syukur juga telah merilis cabai merah besar yang dapat dijadikan sebagai salah satu solusi bagi fluktuasi harga cabai yang seringkali menjadi permasalahan yang berulang setiap tahun di Indonesia.
Cabai merah besar ini diberi nama IPB CH3 atau Capsium Annum yang merupakan jenis cabai hibrida varietas unggul.
Produktivitas IPB CH3 ini tergolong tinggi, panjang buahnya 14 cm sampai 17 cm, serta mampu menghasilkan 1,11 kilogram per tanaman atau sekitar 15 ton per hektar.
Cabai ini menggabungkan sifat-sifat dari cabai kecil yang rasanya pedas dan cabai besar yang rasanya kurang pedas. (SM/NM).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017