Bogor (Antara Megapolitan) - Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan bahwa teripang Holothuria atra memiliki potensi sebagai antikanker.

Mereka adalah peneliti dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) yaitu Nurul Mutia Putram, Iriani Setyaningsih, Kustiariyah Tarman dan Muhammad Nursid.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktifitas fraksi aktif teripang (H. atra) sebagai antikanker (kanker rahim dan kanker payudara).
 
Teripang merupakan komoditas perikanan yang bernilai ekonomis penting karena kandungan nutrisi yang tinggi, mudah didapatkan dan sejak lama dimanfaatkan sebagai makanan yang dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit dan meningkatkan kesehatan.

Produksi teripang pada tahun 2013 sebesar 4.390 ton dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 5.428 ton (KKP 2015).

Teripang memiliki manfaat kesehatan dan berpotensi sebagai bahan baku obat.

Menurut penelitian ekstrak teripang mengandung senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan diantaranya triterpen glikosida yang dapat menghambat terjadinya radikal bebas sehingga dapat mencegah beberapa penyakit degeneratif misalnya penyakit jantung dan kanker.

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh sel abnormal jaringan tubuh yang tumbuh dan berkembang dengan cepat serta tak terkendali.

Tahun 2012 jenis kanker yang paling sering dijumpai pada wanita adalah kanker payudara (43,3%) dan kanker serviks (14%) (WHO 2012).

Pengobatan penyakit kanker yang selama ini dilakukan adalah  pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan imunoterapi.

Biaya kemoterapi dan pengobatan kanker tinggi namun tingkat keberhasilan terapi yang belum optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji dan menemukan obat baru yang lebih efektif dan selektif.

Pemanfaatan teripang terutama Holothuria atra sebagai antikanker belum banyak dilakukan.

Holothuria atra merupakan salah satu jenis teripang yang tidak bernilai ekonomis, disamping itu pemanfaatannya belum optimal karena kurang diminati oleh masyarakat.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa H. atra diketahui mengandung saponin (triterpen glikosida) jenis holothurin A, holothurin A2, holothurin B, holothurin B1 dan holothurin B2.

Dari hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa ekstrak etanol teripang (H. atra) bersifat toksik dan tidak selektif terhadap sel normal karena ekstrak yang digunakan masih dalam bentuk ekstrak kasar.

Metode penelitian yang dilakukan yaitu H. atra dimaserasi dalam etanol, dan ekstraknya dikering-bekukan menggunakan freeze dryer.

Ekstrak kasar selanjutnya dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol-air (3:1:1:1). Uji sitotoksik dilakukan menggunakan sel HeLa (kanker rahim)  dan sel MCF-7 (kanker payudara) berdasarkan metode MTT assay.

Hasil penelitian membuktikan bahwa fraksi aktif dari teripang Holothuria atra memiliki aktivitas untuk mencegah penyakit kanker rahim dan kanker payudara (fraksi metanol air dengan nilai IC50 sebesar 14,27 µg/mL terhadap sel HeLa dan 14,33 µg/mL pada sel MCF-7).  (AT/Zul).

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017