Bogor (Antara Megapolitan) - Risa Seftianingrum mahasiswa Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (FMIPA IPB) meneliti tentang pemanfaatan limbah organik.

Dengan judul penelitian ''Menggali Manfaat Bahan Cair Hasil dari Sampah Organik dan Larva Lalat Tentara Hitam (Hermetia illucens) sebagai Pupuk Hayati untuk Tanaman Cabai Merah'', riset ini dilakukan di Kebun Percobaan Sentul, Bogor dan Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB.

Pupuk merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Pupuk terbagi menjadi dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

Pupuk organik berbahan dasar organik sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk yang diproduksi oleh pabrik. Pupuk kimia yang digunakan petani mulai disadari menimbulkan efek buruk yaitu mencemari sumber daya lahan, air dan lingkungan.

Selain itu, harga pupuk di pasaran cukup tinggi dan sulit didapatkan di pasaran, sehingga petani mengurangi penggunaannya dan membuat produktivitas pertanian nasional menurun.

Indonesia juga menghadapi permasalahan sampah. Sampah anorganik seperti plastik (mulai didaur ulang oleh masyarakat). Sedangkan sampah organik yang menumpuk akan membusuk dan menghasilkan cairan limbah yang mencemari lingkungan.

Lalat tentara hitam merupakan lalat yang berbeda dengan lalat lainnya. Larva lalat ini mampu memakan sampah organik dengan kemampuan makan 15 kg/m2 per hari. Sehingga lalat tentara hitam dapat dimanfaatkan sebagai pengolah sampah organik.

Lalat tentara hitam memiliki fase hidup yaitu fase dewasa, telur, larva, pre-pupa dan pupa. Fase hidup lalat dewasa sangat singkat yaitu hanya empat hari. Lalat dewasa jantan dan betina akan kawin dan akan menghasilkan 500 telur.

Telur tersebut akan menetas menjadi larva dalam kurun waktu empat hari atau tergantung kondisi lingkungan. Larva memiliki pola makan yang luas yaitu dapat mengonsumsi kotoran hewan, buah segar atau busuk, sampah restoran, selulosa dan lain-lain.

Selanjutnya nanti akan berkembang menjadi fase pre-pupa dan pupa yang berlangsung selama 14 hari dan akan menjadi lalat dewasa. Total masa hidup siklus hidup lalat tentara hitam adalah 40 hari.

Larva lalat tentara hitam yang memakan sampah organik akan menyisakan biomassa berupa padatan dan cair yang disebut limbah. Limbah padat dan cair tersebut diperkirakan mengandung nutrisi sebagai pupuk hayati.

Pupuk hayati merupakan bahan yang mengandung mikroba hidup yang diberikan ke dalam tanah sehingga meningkatkan unsur haranya. Mikroba tersebut berperan sebagai agen biokontrol yang penting dalam penanggulangan penyakit tanaman cabai.
 
Metode yang dilakukan dalam riset ini adalah limbah cair pada umur simpan 2 bulan diaplikasikan pada tanaman cabai yang ditanam pada media tanah-kompos (2:1) dan tanah-sekam (1:1), kemudian diamati pertumbuhan vegetatif dan generatifnya.

Hasil penelitian menunjukkan limbah cair umur simpan 2 bulan hanya menambah panjang akar utama. Pertumbuhan vegetatif dan produksi tanaman cabai hanya dipengaruhi oleh jenis media tanam, di mana campuran tanah-kompos lebih mendukung daripada campuran tanah-sekam. Kemampuan pupuk untuk meningkatkan karakter vegetatif tanaman diduga disebabkan oleh keberadaan bakteri pada pupuk, terutama kelompok Bacillus spp.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ditemukan kelimpahan bakteri Bacillus spp. tertinggi pada limbah cair segar. Jumlah itu cenderung bervariasi sejalan dengan lamanya masa penyimpanan. Selain itu, ditemukan pula bakteri Azospirillum spp. melimpah pada limbah segar, dan tidak terdeteksi lagi pada limbah berumur 1, 2, dan 3 bulan.(AT/Zul)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017