Bogor (Antara Megapolitan) - Pemenuhan kebutuhan energi merupakan salah satu hal yang paling penting untuk menunjang kedaulatan Bangsa Indonesia. 

Menurut pada sejarah, masyarakat lokal tradisional yang terdapat di desa-kampung, penggunaan energi dari hutan baik secara langsung atau tidak langsung telah banyak digunakan oleh masyarakat tradisional. Mereka  memanfaatkan energi dari hutan untuk kebutuhan energi sehari-hari. 

Demikian dikatakan Guru Besar Fakultas Kehutanan (Fahutan), Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ervizal A.M. Zuhud. 

Diantara contoh penggunaan energi secara langsung yaitu penggunaan dan pemilihan jenis kayu tertentu yang berasal dari hutan sebagai bahan kayu bakar. 

Spesies tumbuhan yang banyak digunakan sebagai bahan kayu bakar dari hutan yaitu kayu samama (Neolamarckia spp.), ahira (Horsfieldia bivalvis), bintangur (Calophyllum spp.), katafu, itena dan isuena di Pulau Seram. 

Jenis-jenis leguminosae hampir ditemui di seluruh pulau di Indonesia. Jenis-jenis bambu dan daun dari famili Arecaceae banyak digunakan di kepulauan Nusa Tenggara serta jenis-jenis lain yang potensial dan mudah terbakar. 

Menurut Prof. Eviizal, selain berasal dari kayu sumber energi dari hutan juga dihasilkan dari biji-bijian. Upacara adat pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan di Kecamatan Narmada, Lombok Barat telah lama menggunakan biji nyamplung (Calophyllum spp.) sebagai bahan baku menghasilkan minyak yang digunakan sebagai bahan bakar untuk pembuatan “dile malem”. 

Nyamplung juga telah banyak diteliti sebagai bahan baku energi untuk kebutuhan industri yang memiliki nilai bahan bakar yang sama baiknya dengan jarak (Jatropha curcas) untuk bahan biofuel. Selain itu, pemanfaatan bahan dari hutan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam skala industri yaitu penggunaan biomassa padat dalam bentuk pelet, briket, dan kayu cacah; untuk memenuhi sasaran substitusi bahan bakar fosil.(KHO/NM).

Pewarta: Jurnalis IPB

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017