Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah siap mengoperasikan 472 mesin pompa untuk mengatasi lahan pertanian wilayah tadah hujan agar bisa terairi sehingga masih bisa produktif di musim kemarau.
"Saat ini Dinas Pertanian telah memberikan pompa sebanyak 472 unit terdiri dari pompa brigade alsintan (alat dan mesin pertanian) dinas, maupun Kodim," kata Kepala Dispertan Kabupaten Garut Haeruman melalui telepon seluler di Garut, Senin.
Ia menuturkan persoalan air untuk lahan pertanian pada musim kemarau menjadi perhatian pemerintah untuk bisa mengatasinya agar tetap bisa produktif dan memberikan keuntungan bagi petani.
Terutama, lanjut dia, mengatasi lahan pertanian tadah hujan di Kabupaten Garut yang tercatat saat ini seluas 10.301 hektare dari luas lahan areal persawahan sekitar 42.842 hektare.
"Sawah di Kabupaten Garut luas 42.842 hektare yang masuk ke dalam sawah tadah hujan ada 10.301 hektare, yang biasa ditanami padi setahun sekali mengandalkan air hujan," katanya.
Upaya pemerintah daerah untuk mengatasi lahan terdampak kemarau itu, kata dia, dengan menyiapkan mesin pompa, kemudian melakukan irigasi perpipaan di 120 titik tersebar di seluruh kecamatan yang masih ada sumber airnya.
Ia berharap adanya pompanisasi dan pipanisasi dengan memanfaatkan sumber air irigasi yang masih tersedia itu bisa membantu memenuhi kebutuhan air untuk lahan tadah hujan, sehingga bisa terus produktif meski kemarau.
"Diharapkan dengan adanya bantuan kegiatan pompanisasi, irigasi perpompaan dan irigasi perpipaan sawah-sawah tadah hujan tersebut bisa ditanami setahun tiga kali, bahkan setahun empat kali," katanya.
Ia menambahkan rencana lain untuk lahan pertanian tadah hujan yang sulit terpenuhi kebutuhan airnya karena jaraknya yang jauh dari sumber air, maka akan dibuatkan sumur tanah dangkal maupun dalam.
Saat ini, lanjut dia, Dispertan Garut sedang menginventarisasi lahan sawah mana saja yang tidak bisa mendapatkan jangkauan aliran air melalui kegiatan program pipanisasi maupun pompanisasi.
"Jadi, salah satu usaha kami adalah pembuatan sumur tanah dangkal atau sumur tanah dalam, itu solusi untuk memecahkan permasalahan terhadap kekeringan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Saat ini Dinas Pertanian telah memberikan pompa sebanyak 472 unit terdiri dari pompa brigade alsintan (alat dan mesin pertanian) dinas, maupun Kodim," kata Kepala Dispertan Kabupaten Garut Haeruman melalui telepon seluler di Garut, Senin.
Ia menuturkan persoalan air untuk lahan pertanian pada musim kemarau menjadi perhatian pemerintah untuk bisa mengatasinya agar tetap bisa produktif dan memberikan keuntungan bagi petani.
Terutama, lanjut dia, mengatasi lahan pertanian tadah hujan di Kabupaten Garut yang tercatat saat ini seluas 10.301 hektare dari luas lahan areal persawahan sekitar 42.842 hektare.
"Sawah di Kabupaten Garut luas 42.842 hektare yang masuk ke dalam sawah tadah hujan ada 10.301 hektare, yang biasa ditanami padi setahun sekali mengandalkan air hujan," katanya.
Upaya pemerintah daerah untuk mengatasi lahan terdampak kemarau itu, kata dia, dengan menyiapkan mesin pompa, kemudian melakukan irigasi perpipaan di 120 titik tersebar di seluruh kecamatan yang masih ada sumber airnya.
Ia berharap adanya pompanisasi dan pipanisasi dengan memanfaatkan sumber air irigasi yang masih tersedia itu bisa membantu memenuhi kebutuhan air untuk lahan tadah hujan, sehingga bisa terus produktif meski kemarau.
"Diharapkan dengan adanya bantuan kegiatan pompanisasi, irigasi perpompaan dan irigasi perpipaan sawah-sawah tadah hujan tersebut bisa ditanami setahun tiga kali, bahkan setahun empat kali," katanya.
Ia menambahkan rencana lain untuk lahan pertanian tadah hujan yang sulit terpenuhi kebutuhan airnya karena jaraknya yang jauh dari sumber air, maka akan dibuatkan sumur tanah dangkal maupun dalam.
Saat ini, lanjut dia, Dispertan Garut sedang menginventarisasi lahan sawah mana saja yang tidak bisa mendapatkan jangkauan aliran air melalui kegiatan program pipanisasi maupun pompanisasi.
"Jadi, salah satu usaha kami adalah pembuatan sumur tanah dangkal atau sumur tanah dalam, itu solusi untuk memecahkan permasalahan terhadap kekeringan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024