Sukabumi (Antara Megapolitan) - Konsumsi batu bara PLTU Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencapai 10 ribu ton per hari untuk memproduksi listrik 1.050 Mega Watt (MW).

"Listrik yang diproduksi di PLTU ini untuk memasok kebutuhan warga di Pulau Jawa dan Bali," kata General Manager PT Indonesia Power UJP PLTU Palabuhanratu Rolly, Selasa.

Menurutnya, untuk antisipasi terjadinya gangguan pasokan batu bara dari Kalimantan, pihaknya memiliki cadangan selama 15 hari ke depan. Sehingga jika ada permasalahan distribusi masih ada cadangan untuk 15 hari ke depannya.

Hingga saat ini pasokan batu bara tersebut masih melalui laut dan harus diakui biaya produksi listrik memang cukup besar jika menggunakan pembangkit yang berasal dari batu bara ini.

Namun, pihaknya menjamin ketersediaan batu bara akan terpenuhi walaupun agar sistem tetap stabil dan produksi listrik terjaga. Selain itu, jika terjadi kekurangan persediaan atau cadangan pihaknya juga akan mencari pasokan dari PLTU lainnya di Indonesia.

Sehingga setiap PLTU saling terkait agar progam pemerintah tentang ketersediaan pasokan listrik tetap terjaga. Apalagi keberadaan PLTU Palabuhanratu sangat penting untuk pasokan listrik bagi warga di Jawa dan Bali.

"Memang kendalanya adalah pasokan seperti cuaca buruk di laut, tapi hingga saat ini tidak pernah ada permasalahan terkait persediaan batu bara," tambahnya.

Di sisi lain, Rolly mengatakan biaya untuk produksi listrik sangat besar seperti pembangunan PLTU. Walaupun diakui Indonesia memiliki sumber daya alam lainnya seperti panas bumi, tetapi untuk biaya sekali ngebor membutuhkan anggaran minimal Rp1 triliun.

Upaya pengeboran tersebut berhasil mencapai panas bumi, jika gagal maka uang Rp1 triliun akan terbuang percuma. Maka dari itu, produksi listrik di Indosesia masih mengandalkan PLTU dan PLTA.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017