Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat kembali menggelar Pesta Helaran yang merupakan puncak perayaan Hari Jadi Bogor (HJB) ke 535 yang akan berlangsung Minggu 16 Juli 2017.
"Tahun ini HJB agak berbeda situasinya karena kepotong dengan Ramadhan, yang harusnya di bulan Juni, diundur jadi Juli," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto dalam rapat koordinasi persiapan Pesta Helaran di Balai Kota, Rabu.
Bima mengatakan, Pesta Helaran tahun ini menjadi pekerjaan rumah bagi panitia dan Humas untuk menghidupkan kembali kemeriahan HJB, agar warga antusias untuk memeriahkan pesta tersebut.
"Camat, lurah, semua bergerak untuk sosialisasikan Helaran ini baik lewat mendia sosial, Humas juga melalui jejaring media," kata Bima.
Tahun ini, lanjutnya, ada perubahan pada rute Helaran yang masih dibahas terkait keamanan, dan kelancaran lalu lintas. Rute sebelumnya, rombongan Helaran berangkat dari Gor Pajajaran dan berakhir di Lapangan Sempur. Usulan untuk tahun ini, iring-iringan Helaran mengelilingi sistem satu arah (SSA) dan berakhir di Balai Kota.
"Untuk rute bisa dikembalikan kesemula jika memberatkan dalam pengaturan arus lalu lintas, tetapi pengawasan di Lapangan Sempur harus ditingkatkan. Jangan sampai terjadi huru-hara, sehingga kondisi Sempur menjadi tidak terkendali," kata Bima.
Ketua Panitia HJB ke-535, Hanafi menjelaskan, Helaran bagian dari acara puncak peringatan HJB yang melibatkan banyak pihak, mulai dari unsur pemerintahan, sanggar seni, hingga komunitas.
"Tahun ini ada perubahan skenario Helaran terutama untuk rute, dengan pertimbangan Lapangan Sempur saat ini kondisinya sudah baik dari tahun lalu, jadi dikhawatirkan rusak, dan lain sebagainya apabila kurang terawasi," katanya.
Berkaca pengalaman tahun lalu, lanjutnya, seluruh peserta tumpah ruah di Lapangan Sempur, termasuk kuda-kuda yang digunakan peserta pawai masuk ke lapangan, sehingga kondisinya padat. Dikhawatir tanpa pengawasan ketata, dapat merusak fasilitas yang sudah dibangun.
"Skenario kedua dengan memutar SSA perlu ada jaminan dari petugas terkait kelancara lalu lintas. Apalagi hari Minggu waktu liburan warga luar ke Bogor, jadi perlu koordinasi dengan kepolisian," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi, menyebutkan Helaran diikuti ribuan pengisi acara, melibatkan Muspida, kepala SKPD, komunitas, sanggar seni, kelurahan dan kecamatan.
"Helaran akan ada pawai mobil hias sebanyak 22 kendaraan, iring-iringan berkuda Muspida, kereta kencana, dan pawai sanggar seni, dan komunitas," kata Shahlan.
Terkait perubahan rute, Shahlan menyebutkan ada kekhawatiran Lapangan Sempur tidak terawat. Karena berkaca pada musim libur Idul Fitri, banyak masyarakat meninggalkan sampah.
"Makanya masyarakat perlu kita edukasi agar kemana-mana selalu membawa plastik sampah, supaya tidak membuang sampah sembarangan," kata Shahlan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Tahun ini HJB agak berbeda situasinya karena kepotong dengan Ramadhan, yang harusnya di bulan Juni, diundur jadi Juli," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto dalam rapat koordinasi persiapan Pesta Helaran di Balai Kota, Rabu.
Bima mengatakan, Pesta Helaran tahun ini menjadi pekerjaan rumah bagi panitia dan Humas untuk menghidupkan kembali kemeriahan HJB, agar warga antusias untuk memeriahkan pesta tersebut.
"Camat, lurah, semua bergerak untuk sosialisasikan Helaran ini baik lewat mendia sosial, Humas juga melalui jejaring media," kata Bima.
Tahun ini, lanjutnya, ada perubahan pada rute Helaran yang masih dibahas terkait keamanan, dan kelancaran lalu lintas. Rute sebelumnya, rombongan Helaran berangkat dari Gor Pajajaran dan berakhir di Lapangan Sempur. Usulan untuk tahun ini, iring-iringan Helaran mengelilingi sistem satu arah (SSA) dan berakhir di Balai Kota.
"Untuk rute bisa dikembalikan kesemula jika memberatkan dalam pengaturan arus lalu lintas, tetapi pengawasan di Lapangan Sempur harus ditingkatkan. Jangan sampai terjadi huru-hara, sehingga kondisi Sempur menjadi tidak terkendali," kata Bima.
Ketua Panitia HJB ke-535, Hanafi menjelaskan, Helaran bagian dari acara puncak peringatan HJB yang melibatkan banyak pihak, mulai dari unsur pemerintahan, sanggar seni, hingga komunitas.
"Tahun ini ada perubahan skenario Helaran terutama untuk rute, dengan pertimbangan Lapangan Sempur saat ini kondisinya sudah baik dari tahun lalu, jadi dikhawatirkan rusak, dan lain sebagainya apabila kurang terawasi," katanya.
Berkaca pengalaman tahun lalu, lanjutnya, seluruh peserta tumpah ruah di Lapangan Sempur, termasuk kuda-kuda yang digunakan peserta pawai masuk ke lapangan, sehingga kondisinya padat. Dikhawatir tanpa pengawasan ketata, dapat merusak fasilitas yang sudah dibangun.
"Skenario kedua dengan memutar SSA perlu ada jaminan dari petugas terkait kelancara lalu lintas. Apalagi hari Minggu waktu liburan warga luar ke Bogor, jadi perlu koordinasi dengan kepolisian," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi, menyebutkan Helaran diikuti ribuan pengisi acara, melibatkan Muspida, kepala SKPD, komunitas, sanggar seni, kelurahan dan kecamatan.
"Helaran akan ada pawai mobil hias sebanyak 22 kendaraan, iring-iringan berkuda Muspida, kereta kencana, dan pawai sanggar seni, dan komunitas," kata Shahlan.
Terkait perubahan rute, Shahlan menyebutkan ada kekhawatiran Lapangan Sempur tidak terawat. Karena berkaca pada musim libur Idul Fitri, banyak masyarakat meninggalkan sampah.
"Makanya masyarakat perlu kita edukasi agar kemana-mana selalu membawa plastik sampah, supaya tidak membuang sampah sembarangan," kata Shahlan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017