Bogor (Antara Megapolitan) - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Lia Nuryanah dan Abdul Aziz berhasil menjadi juara dalam Expo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) 2016 di Universitas Brawijaya.

Expo yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia ini mengangkat tema ''Penguatan Wirausaha Mahasiswa Sebagai Penopang Daya Saing Bangsa di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)''.

Dalam kompetisi ini Lia membuat produk pangan yaitu gula cair yang berbahan baku dari kulit singkong.

''Produk yang diikutkan dalam event ini adalah Gucakusi: Gula cair dari Kulit Singkong yang merupakan produk hasil riset saya dan tim dengan diawali melalui kegiatan PKM Karsa Cipta pada tahun 2013,'' ujar Liai.

Inovasi ini berawal dari  banyaknya limbah kulit singkong yang ada di sentra pengolahan tepung tapioka yang berada di Ciluar, Bogor yang tidak termanfaatkan.

Melihat hal tersebut Lia terdorong melakukan riset untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah kulit singkong tersebut.

''Ada sekitar 60 pabrik tapioka yang setiap harinya minimal mengolah 2-3 ton singkong. Jadi ada sekitar 120 ton singkong setiap hari ketika pabrik-pabrik itu aktif beroperasi. Limbah kulit singkong sendiri berarti sekitar 10,8 ton (120 ton x 9 %). Sehingga adanya ide untuk mengolah limbah kulit singkong ini menjadi produk yang  memiliki nilai ekonomi lebih tinggi karena selama ini limbah kulit singkong hanya dibuang percuma dan sampai menggunung, tentu menjadi masalah tersendiri bagi warga sekitar. Wargapun hanya menjadi buruh pengupas singkong yang hanya dibayar 6-10 rbu dari 100 kg singkong yang dikupas. Riset dilakukan melalui mencari dari berbagai sumber dan dari kegiatan perkuliahan di kampus,'' tuturnya.

Proses pembuatan Gula Cair ini sendiri terlihat cukup mudah. Kulit singkong yang sudah dicuci bersih direndam 1 malam, kemudian dihaluskan dan diambil patinya.

Dilanjutkan ke proses pemasakan kemudian didinginkan ketika suhu 65 °c ditambahkan enzim glukoamilase. Setelah itu diinkubasi kurang lebih 72 jam setelah itu masuk ke tahap pengentalan (evaporasi) dan pemisahan gula.

Setelah melalui uji laboratorium diketahui bahwa Gucakusi memiliki kandungan kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan gula pasir. Gula cair ini memiliki kandungan kalori sebesar 106 kkal/100 gram sedangkan gula pasir sebesar 364 kkal/100 gram.

Untuk produk ini sendiri mereka pasarkan dalam botol kemasan 250 ml dengan harga Rp 15 ribu per botol. Kini Lia dan tim telah mampu memproduksi 800 sampai 1200 botol perbulan dan terbuka kesempatan untuk menjadi reseller bagi yang berminat menjual produk gula rendah kalori ini.

Lia menuturkan terdapat beberapa point penting yang menjadi penilaian seperti kreatifitas, inovasi, pemasaran dan pengembangan.Dalam kompetisi ini kualitas ide mereka diuji dari berbagai segi baik segi kreatifitas dan inovasiproduk yang dihasilkan, segi usaha, lingkungan dan segi kesehatan.(IRN).

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017