Cikarang Bekasi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat, meminta kepada pemudik yang akan balik ke Kabupaten Bekasi, tidak membawa sanak saudara walaupun dengan alasan mencari kerja.

"Ini karena Kabupaten Bekasi sudah padat dengan pendatang yang tidak kunjung mendapatkan pekerjaan," kata Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin di Kabupaten Bekasi, Kamis.

Menurut dia, setelah masyarakat kembali ke kampung halaman, sudah menjadi tradisi tahunan, membawa sanak saudaranya untuk mencari pekerjaan di Bekasi.

Namun itu semua tidaklah mudah, karenanya pendatang harus memiliki kemampuan (skill) maupun ketrampilan dan keahlian. Tetapi dari tahun sebelumnya banyak warga pendatang yang tidak memiliki kemampuan.

Menurut dia, dengan banyaknya pendatang menyebabkan ruang gerak masyarakat yang memiliki kartu tanda penduduk setempat menjadi sempit.

Selain itu, warga yang membawa sanak saudaranya dengan tujuan bekerja di perusahaan, akhirnya lebih memilih untuk berdagang atau lainnya.

"Tentu ini akan menjadi tugas berat Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam melakukan pengaturan, pasalnya daerah setempat sudah tidak dapat menampung luapan pendatang," katanya.

Ia menambahkan memang tidak dapat dipungkiri Kabupaten Bekasi memiliki kurang lebih 4.000 perusahaan dengan kategori lokal, Asia dan mancanegara.

Namun agar dapat menjadi karyawan, pendatang harus memiliki ketrampilan atau siap bekerja dengan baik dan mematuhi aturan yang berlaku.

Pasalnya masalah yang banyak terjadi di antaranya kurangnya pengetahuan dan terkesan ikut-ikutan yang sering kali menjadi alasan pendatang dalam mencari kerja.

Tentunya itu semua dapat membahayakan dan terjerumus ke dalam tindak kriminal. Oleh sebab itu, ia memint warga atau masyarakat untuk tidak membawa sanak saudara dengan alasan apapun.

Neneng menjelaskan langkah itu metipakan salah satu cara untuk memberikan efek yanh baik. Ia meminta warga mengerti dengan kondisi yang ada.

Pasalnya, banyaknya pemudik menjadi beban berat bagi pemerintah daerah. Ia juga meminta untuk membantu menyelesaikan dengan mengerti kondisi ekonomi kerakyatan yang ada.

Pewarta: Mayolus Fajar D

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017