Sebagai organisasi nirlaba internasional yang mengakui dan menghargai upaya perlindungan lautan, Marine Stewardship Council (MSC) melihat beberapa perspektif dalam hubungan antara kemerdekaan RI dan keberlanjutan perikanan di Indonesia.

Direktur Program MSC Indonesia Hirmen Sofyanto dalam wawancara bersama Antara di Kota Bogor, Rabu, mengatakan kedaulatan dalam keberlanjutan perikanan tidak terbatas hanya pada penangkapan ikan. Namun juga pada kemandirian ekonomi, sumber daya pangan, hingga sumber daya alam di kelautan.

Hirmen mengatakan, kemerdekaan menjadi kunci bagi Indonesia untuk menjadi mandiri, terutama dalam ekonomi, termasuk pada sektor perikanan.

“Ketika kita mandiri untuk ekonomi kita, maka menjaga keberlanjutan perikanan menjadi sangat penting untuk memastikan sumber daya tetap tersedia bagi masyarakat, dan ekonomi Indonesia tetap terjaga. Sehingga kesejahteraan nasional dan masyarakat pesisir itu bisa terkemudi,” jelasnya.

Selain itu, kata Hirmen, pada sumber daya pangan, ikan sebagai sumber protein hewani berperan penting untuk memenuhi kebutuhan gizi, nutrisi, dan menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.

Baca juga: OSF MSC kembali berikan hibah dana untuk 32 perikanan

Sehingga, Hirmen mengatakan, dengan kemerdekaan ini, Indonesia bisa memiliki kedaulatan untuk secara penuh untuk mengelola sumber daya alam pada laut dan perikanan.

“Dalam sisi kedaulatan maritim juga bagaimana kita mempunyai hak untuk mengelola dan mengalami laut kita. Sehingga perikanan kita itu terbebas dari praktik ilegal mIlegal Unreported Unregulated Fishing,“ ucapnya.

Masih pada kaitan kemerdekaan, menurut Hirmen kesejahteraan sosial dan lingkungan juga merupakan hal yang penting, agar masyarakat sejahtera dan tetap merasakan keadilan.

“Dengan pengelolaan berperikanan ini, kita harus memperhatikan bahwa kesejahteraan manusia terpenuhi, lingkungan terjaga, masyarakat dan nelayan itu bisa
lebih baik hidupnya, lapangan kerja tersedia, dan juga ekosistem laut tetap sehat dan lestari,” ucapnya.
 
Salah satu nelayan di Desa Waepure mencoba mengangkat ikan tuna sirip kuning ke dalam perahu secara manual, dengan berat sekitar 80 kg. (Foto: Antara/MSC/Dewan Penatalayanan Kelautan).


Manfaat menerapkan perikanan berkelanjutan bagi masyarakat

Hirmen mengatakan, manfaat penerapan perikanan yang berkelanjutan akan dirasakan masyarakat dari berbagai sisi. Mulai dari pasokan pangan laut, hingga keanekaragaman hayati yang bisa terjaga untuk generasi yang akan datang.

“Nah, kalau keberlanjutan itu terjaga, maka harga yang lebih baik untuk produk-produk perikanan bisa mengentaskan isu-isu kemiskinan, dan meningkatkan kualitas hidup bagi kelompok masyarakat,” jelasnya.

Terlebih, kata Hirmen, apabila produk perikanan berkelanjutan di Indonesia terbukti dengan sudah tersertifikasi, sehingga bisa meningkatkan citra reputasi produk perikanan Indonesia

“Itu meningkatkan citra reputasi dan daya saing kita sehingga produk perikanan itu mendatangkan devisa, memperkuat ekonomi nasional, juga reputasi sebagai negara maritim itu bisa terus terjadikan,” ucapnya.

Dalam mendukung kedaulatan perikanan berkelanjutan, MSC yang merupakan program kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, bermitra dengan banyak pihak.

Baca juga: KKP: Program MSC sukses dukung keberlanjutan kelautan dan perikanan di Indonesia

Beberapa upaya yang dilakukan oleh MSC, disebutkan Hirmen, dengan mendorong semua pihak agar pengelolaan perikanan memenuhi kaidah keberlanjutan, stok tetap terjaga, meminimalisasi dampak perikanan terhadap lingkungan, dan dan pengelolaan perikanan bisa berkelanjutan.

“Nah ketika hal-hal ini terpenuhi, maka perikanan yang sudah memenuhi standar tersebut berhak untuk mendapatkan sertifikat MSC dan bisa mengakses pasar global secara luas. Sehingga tentu saja akan meningkatkan pendapatan nelayan dan industri perikanan nasional,” kata Hirmen.

Di sisi lain, menurut Hirmen, kesadaran akan perikanan berkelanjutan bagi masyarakat pesisir harus diperkuat. Karena ada kaitannya dengan kemerdekaan, keberlanjutan, dan pelestarian lingkungan, sehingga Indonesia bisa diakui sebagai negara yang punya kedaulatan dan kepedulian terhadap perikanan berkelanjutan.

Apalagi, kata dia, perikanan skala kecil merupakan salah satu perikanan prioritas bagi Indonesia. Karena hampir 70 persen perikanan di Indonesia berasal dari skala kecil.

“Nelayan-nelayan ini bersama pemerintah kita mendorong mereka tetap berdaya saing dengan sustainability. Maka kita berupaya agar perikanan skala kecil kita itu juga punya akses yang sama, untuk bisa memenuhi standar dan bisa berkompetisi dengan pasar yang lebih luas, dan nilai jual produknya lebih baik,” ujarnya.

Sejauh ini, Hirmen mengatakan, MSC bersama pemerintah memberikan pendidikan pelatihan kepada nelayan tentang praktik perikanan berkelanjutan, bagaimana mengatur dan memenuhi keberlanjutan stok, teknik peningkatan rangkapan yang ramah lingkungan, hingga mengelola sumber daya perikanan yang lebih baik.

Ia menyebutkan, pendidikan ini sudah berlangsung di empat daerah. Antara lain Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku.

“Kemudian kita juga mempromosikan produk-produk perikanan yang bersertifikasi dari nelayan-nelayan kecil kita ke tingkat nasional dan internasional, seperti tuna yang dari Maluku. Sehingga itu membantu nelayan mendapat pengakuan dan pasar yang lebih luas untuk produk perikanan mereka,” ucapnya.


Tantangan penerapan konsep perikanan berkelanjutan

Hirmen menilai, secara umum tantangan dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan tidak hanya terjadi di negara Indonesia. Namun juga terjadi di negara-negara berkembang, bagkan di negara yang sudah maju sekalipun.

Berdasarkan laporan maupun kajian dari pemerintah, ia menyebut, tantangan terbesar pertama illegal, unreported dan unregulated fishing yang menjadi masalah besar dan bahkan mengancam sumber daya perikanan.

Kemudian, kata Hirmen, penangkapan ikan berlebih yang bisa menurunkan populasi ikan dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Lalu ada degradasi habitat yang bisa berdampak kepada produksi perikanan, maupun pelestarian sumber daya ikannya sendiri.

“Yang berikutnya adalah data dan informasi yang akurat dan terperinci secara serius baik mengenai stok ikan, pola migrasi, dan kapasitas para pihak,” kata Hirmen.

Baca juga: MSC gandeng KKP RI dukung perikanan berkelanjutan sambut COFI 36 FAO

Oleh karenanya, MSC bersama pemerintah dan para mitra mengedukasi masyarakat untuk memilih produk perikanan berkelanjutan lewat kampanye publik di media massa dan media sosial.

“Bahkan juga kita melakukan edukasi di perguruan tinggi pada generasi muda, tentang pentingnya keberlanjutan dan memilih produk yang berkelanjutan. Juga kolaborasi dengan retail, restoran, dan hotel misalnya untuk penyediaan produk-produk yang berlanjutan,” ujarnya.

Bahkan, ia menilai, saat ini sudah masanya bagi konsumen maupun industri mulai memperhatikan tentang perikanan berlanjutan. Misalnya, memilih produk yang memiliki label berkelanjutan seperti MSC.

Lalu menghindari kegiatan penangkapan perikanan yang merusak, atau membeli produk-produk ikan yang tidak berasal dari perbuatan yang ramah lingkungan.

Kemudian memastikan ikan yang ditangkap maupun yang diperjual belikan maupun yang dikonsumsi bukan dari spesies yang terancam punah atau dilindungi, atau bahkan tidak layak konsumsi.

“Kemudian industri maupun konsumen bisa mendukung kebijakan pemerintah, program pemerintah mempromosikan praktik perikanan berlanjutan melalui partisipasi maupun konsultasi publik ataupun kampanye-kampanye advokasi sejenisnya,” jelasnya. (KR-SBN)

 

Pewarta: MSC/Shabrina Zakaria

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024