Tokyo (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Saran pengungsian telah dikeluarkan untuk 300.000 warga di Kota Hamamatsu di Prefektur Shizuoka di Wilayah Chubu, Pulau Honshu, Jepang, dan Badan Meteorologi Jepang (JMA), Rabu, mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan banjir dan lumpur longsor.

Pemerintah lokal telah memperingatkan permukaan air Sungai Tsuribashi di Kota Hamamatsu sudah mencapai tingkat berbahaya, sementara tanggulnya dikhawatirkan jebol dan air membanjiri daerah sekitarnya jika hujan lebat terut mengguyur.

Dalam 24 jam belakangan, jumlah curah hujan dicatat melampaui 200 milimeter di Prefektur Shizuoka dan 250 milimeter di Prefektur Mie, kata JMA, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu sore. Di Prefektur Wakayama curah hujan lebih dari 400 milimeter, kata badan pengawas cuaca tersebut.

Di Wilayah Kanto-Koshin, yang mencakup Tokyo, Ibu Kota Jepang, badan pengawas cuaca itu telah memperingatkan hujan lebat 40 milimeter mungkin turun per jam dengan disertai hembusan angin kencang.

Sebagian sistem transportasi telah terpengaruh termasuk Tokaido Shinkansen, yang dipaksa membekukan layanannya.

JMA telah menyeru warga agar waspada terhadap bencana yang berkaitan dengan sedimentasi, banjir di dataran rendah dan memberi perhatian pada dampak dari cuaca pada transportasi selama jam sibuk Rabu malam.

Badan pengawasn cuaca di Tokyo itu menyatakan udara hangat menerpa daerah tekanan rendah sehingga memicu hujan sangat lebat di Jepang Barat.

Penerjemah: Chaidar.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017