Tradisi mudik jelang Hari Raya Idul Fitri menyebabkan adanya penumpukan penumpang di Terminal, Bandara, Pelabuhan, Jalan raya dan tempat-tempat tertentu yang berada di jalur mudik angkutan lebaran.

Peningkatan jumlah pemudik meningkatkan pula potensi terjadinya kecelakaan serta masalah kesehatan, seperti keracunan makanan, kambuhnya penyakit yang diderita, dan lain sebagainya.

Potensi kecelakaan dan masalah kesehatan saat mudik sebenarnya bisa dicegah.
 
Menindaklanjuti hal tersebut, Kementrian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.02.01/Menkes/204/2017 tentang Penyelenggaraan Kesehatan pada Situasi Khusus Mudik Lebaran Tahun 2017/1438 H dengan fokus utama dukungan kesehatan adalah (1) Penguatan SPGDT, yaitu layanan emergensi 119, laporkan kejadian gawat darurat dengan menghubungi 119, (2) Koordinasi Pos Layanan Kesehatan, Puskesmas dan RS menjadi bagian pelayanan kesehatan yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, (3) Pemeriksaan kesehatan pengemudi, berupa penilaian status kesehatan dan kelaikan pengemudi, (4) Promosi Kesehatan berupa penyiapan banner, spanduk, poster, flyer, leaflet sebagai sarana promosi kesehatan keselamatan berkendara kepada masyarakat.

Layanan Gawat  Darurat Medik Indonesia 119 mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 19 tahun 2016 tentang SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu), dimana lingkupnya memuat panduan tindakan awal kegawatdaruratan, teknis mengirim bantuan tenaga kesehatan dan ambulan, teknis mengirim pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan meneruskan informasi ke pihak terkait. Hotline  emergency service 119 merupakan bebas pulsa.

Berikut ini adalah 3826 Pos Layanan Kesehatan yang disediakan Kementrian Kesehatan RI seluruh Indonesia untuk persiapan menghadapi arus mudik/balik Idul Fitri 1438 H/2017 dengan rincian sebagai berikut 913 Pos Kesehatan, 2228 Puskesmas, 374 Rumah Sakit, 207 Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan 104 Public Safety Center (PSC).

Keselamatan berkendara sangat tergantung salah satunya kepada kondisi kesehatan pengemudi.

Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan pengemudi sebelum mengemudi menjadi hal wajib harus dilakukan karena untuk memastikan pengemudi dalam kondisi fit dan laik untuk mengemudi serta mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi kesehatan pengemudi yang tidak laik kerja.

Pengemudi yang sehat dan laik kerja akan memberikan ketenangan dan meningkatkan keselamatan berkendara bagi pengemudi dan penumpang selama dalam perjalanan.

Apa saja yang harus dilakukan oleh pengemudi pada saat akan melakukan pemeriksaan kesehatan? Khusus menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 H/2017, secara serentak seluruh pengemudi khususnya pengemudi Bus di Kota Bogor (H-7) akan dilakukan pemeriksaan kesehatan di Terminal Baranangsiang kerjasama Dinas Kesehatan dengan Dinas Perhubungan Kota Bogor.

Pemeriksaan kesehatan pengemudi  diawali dari registrasi, wawancara, pemeriksaan fisik, periksa kadar gula darah, periksa kadar alkohol dalam tubuh, konsultasi dengan dokter tentang hasil pemeriksaan dan terakhir penetapan kelaikan tugas mengemudi yaitu apakah pengemudi laik melaksanakan tugas mengemudi, laik dengan catatan atau tidak laik.

Hasil pemeriksakan kesehatan tersebut akan menjadi pertimbangan Dinas Perhubungan Kota Bogor dalam memutuskan pengemudi bus mana yang bisa mengemudi dan pengemudi mana yang tidak bisa mengemudi angkutan menjelang Hari Raya Idul Fitri Tahun 2017 ini.

Berikut ini adalah tips menjaga kesehatan dalam berkendara, mudik sehat, aman dan selamat :

1. Siapkan fisik yang sehat dan prima dengan cek kesehatan sebelum berkendara
2. Konsumsi sayur dan buah untuk menjaga stamina saat berkendara
3. Mengkonsumsi makanan yang bersih dan sehat
4. Hindari pengaruh obat-obatan dan minuman keras sebelum berkendara
5. Kendalikan emosi saat berkendara
6. Minum air yang cukup selama berkendara
7. Jaga kebersihan diri dan lingkungan
8. Tidak meminum obat yang menyebabkan kantuk
9. Jangan paksakan mengemudi bila lelah dan mengantuk
10. Gunakan masker dan lindungi diri dari asap, debu dan polusi
11. Jangan mengkomsumsi makanan atau minuman yang diberikan oleh orang yang tidak dikenal
12. Mencuci tangan pakai sabun dengan air megalir sesbelum dan sesudah makan
13. Buang air kecil/besar di toilet yang tersedia
14. Bila sakit manfaatkan pos kesehatan terdekat
15. Istirahat setelah 4 jam mengemudi dan lakukan gerakan peregangan

Peregangan selama di perjalanan dilakukan setiap 4 jam mengemudi atau saat pengemudi merasa lelah/mengantuk.

Dilakukan di dalam kendaraan atau saat macet. Manfaat peregangan bagi pengemudi dan penumpang adalah sebagai berikut mengurangi ketegangan otot, mengurangi risiko nyeri punggung, mengurangi risiko cedera otot, dan juga meningkatkan relaksasi.

Sehingga perjalanan dapat dilanjutkan dalam kondisi fisik bugar dan psikis yang prima.
    
Ada salah satu slogan/ajakan untuk mengingatkan para pengemudi supaya menjadi pengemudi sehat yang selalu menjaga kesehatan setiap saat, yaitu GEMES (Gerakan Mengemudi Sehat).

GEMES adalah suatu gerakan yang yang mengajak para pengemudi tetap sehat dari faktor risiko penyakit tidak menular (PTM), sehat di jalan dan selamat sampai tujuan. Jadilah pengemudi yang HEBAT yaitu :

H = Hindari berkendara saat kondisi tubuh tidak sehat, ngantuk dan kelelahan
E = Enyahkan asap rokok dan alcohol terutama jika akan berkendara
B = Beri pertolongan segera bila terjadi kecelakaan
A = Ayoo beristirahat bila mengantuk atau kelelahan saat mengemudi
T = Tetapi ingat penumpang memiliki resiko akibat kecelakaan yang sama dengan pengendara.

Selanjutnya terkait pengamanan arus mudik dan arus balik bidang Kesehatan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 H/2017, Kota Bogor sudah mempersiapkan Posko Kesehatan di Terminal Baranangsiang dan posko kesehatan lain di 25 Puskesmas  Induk dan 31 Puskesmas Pembantu dengan rincian 4 rawat inap masing-masing 10 tempat tidur (Puskesmas Tanah Sareal, Mekarwangi, Pasirmulya dan Bogor Utara) dan 6 Puskesmas dengan penanganan kegawatdaruratan ibu dan bayi (Puskesmas PONED) dengan dibantu 113 klinik, 281 praktek dokter umum, 176 praktek dokter gigi dan 55 praktek dokter spesialis.

Sebagai pelayanan tingkat rujukan, Rumah Sakit di Kota Bogor juga sudah mempersiapkan 2.233 tempat perawatan (bed) yang tersebar di 18 RS dengan tenaga-tenaga kesehatan terlatih dan trampil serta siaga 24 jam.

Pengamanan arus mudik dan arus balik bidang kesehatan di Kota Bogor dilaksanakan secara terpadu dan terkordinasi dengan OPD terkait.

Semoga upaya bidang kesehatan dalam pengamanan arus mudik dan arus balik di Kota Bogor Tahun 2017 ini dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas dan menurunkan kejadian kegawatdaruratan kesehatan.
(Adv).

"Seksi Informasi Kesehatan dan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor"

 

Pewarta: Seksi Infokes dan Humas Dinkes Kota Bogor

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017