Karawang (Antara Megapolitan) - Seorang penderita kanker ganas pada bagian mata di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, nyaris tidak mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten setempat, meski kondisinya sudah cukup parah.
Muhammad Mahmud (18), warga Dusun Kosambi Batu, Desa Kosambi Batu, Kecamatan Cilebar, Karawang itu dikabarkan sudah lebih dari enam bulan menahan serangan kanker ganas di bagian matanya.
"Kami hanya keluarga miskin, jadi hanya pasrah," kata Ny Maemunah, ibunda Mahmud, saat ditanya kenapa tidak merawat anaknya di rumah sakit, di Karawang, Rabu.
Saat ini penderita kanker ganas di bagian matanya itu hanya terbaring lemah di rumahnya, tanpa mendapat perawatan yang layak dari tim medis.
Kondisinya juga semakin memburuk, kanker terus menggerogoti mata anak dari pasangan Sanusi-Maemunah tersebut. Kedua matanya sudah tak berfungsi dan kondisinya bengkak serta mengeluarkan darah.
Pihak keluarga mengatakan, meski berasal dari keluarga miskin, tapi Mahmud dibawa ke beberapa rumah sakit untuk mendapat perawatan, dan terakhir korban dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Maemunah mengakui perawatan anaknya di rumah sakit ketika itu menggunakan kartu asuransi kesehatan dari pemerintah, KIS. Tapi kini perawatan tersebut terhenti karena pihak keluarga sulit mendapatkan uang untuk operasional dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Perawatan ke rumah sakit memang menggunakan KIS. Tapi tetap saja harus mengeluarkan uang banyak kalau mau dirawat di rumah sakit, seperti untuk biaya operasional, rental mobil, dan lain-lain, saya tidak mampu," kata dia.
Atas dasar keterbatasan biaya, maka pihak keluarga memutuskan untuk merawat Mahmud di rumahnya sendiri, meski diakui pola perawatannya jauh dari kata layak untuk merawat penderita kanker ganas.
Pihak keluarga berharap ada orang dermawan yang bersedia membantu perawatan anaknya di rumah sakit. Sebab pihak keluarga sangat tidak mampu menanggung biaya perawatan.
Ditanya mengenai perhatian pemerintah kabupaten setempat, pihak keluarga tidak banyak berkomentar.
"Jangankan bupati atau wakil bupati, pemerintah desa saja kurang perhatiannya. Pernah pihak keluarga butuh pinjaman mobil, tapi tidak diberikan, padahal untuk membawa anak saya ke rumah sakit," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Muhammad Mahmud (18), warga Dusun Kosambi Batu, Desa Kosambi Batu, Kecamatan Cilebar, Karawang itu dikabarkan sudah lebih dari enam bulan menahan serangan kanker ganas di bagian matanya.
"Kami hanya keluarga miskin, jadi hanya pasrah," kata Ny Maemunah, ibunda Mahmud, saat ditanya kenapa tidak merawat anaknya di rumah sakit, di Karawang, Rabu.
Saat ini penderita kanker ganas di bagian matanya itu hanya terbaring lemah di rumahnya, tanpa mendapat perawatan yang layak dari tim medis.
Kondisinya juga semakin memburuk, kanker terus menggerogoti mata anak dari pasangan Sanusi-Maemunah tersebut. Kedua matanya sudah tak berfungsi dan kondisinya bengkak serta mengeluarkan darah.
Pihak keluarga mengatakan, meski berasal dari keluarga miskin, tapi Mahmud dibawa ke beberapa rumah sakit untuk mendapat perawatan, dan terakhir korban dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Maemunah mengakui perawatan anaknya di rumah sakit ketika itu menggunakan kartu asuransi kesehatan dari pemerintah, KIS. Tapi kini perawatan tersebut terhenti karena pihak keluarga sulit mendapatkan uang untuk operasional dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Perawatan ke rumah sakit memang menggunakan KIS. Tapi tetap saja harus mengeluarkan uang banyak kalau mau dirawat di rumah sakit, seperti untuk biaya operasional, rental mobil, dan lain-lain, saya tidak mampu," kata dia.
Atas dasar keterbatasan biaya, maka pihak keluarga memutuskan untuk merawat Mahmud di rumahnya sendiri, meski diakui pola perawatannya jauh dari kata layak untuk merawat penderita kanker ganas.
Pihak keluarga berharap ada orang dermawan yang bersedia membantu perawatan anaknya di rumah sakit. Sebab pihak keluarga sangat tidak mampu menanggung biaya perawatan.
Ditanya mengenai perhatian pemerintah kabupaten setempat, pihak keluarga tidak banyak berkomentar.
"Jangankan bupati atau wakil bupati, pemerintah desa saja kurang perhatiannya. Pernah pihak keluarga butuh pinjaman mobil, tapi tidak diberikan, padahal untuk membawa anak saya ke rumah sakit," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017