Sejumlah pelajar SDN Cilimus terpaksa harus melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di SMPN 5 Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akibat empat ruang kelas SDN yang berada di Kampung Cilimus tersebut ambruk.
"SDN Cilimus memiliki lima ruang kelas, namun empat ruang kelas ambruk pada awal Juli 2024 saat hujan deras. Beruntung kejadian itu saat malam hari sehingga tidak ada yang menjadi korban, namun dampaknya kami harus menumpang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SMPN 5 Jampangtengah," kata salah seorang guru SDN Cilimus Habudin di Sukabumi, Rabu.
Menurut Habudin, karena tidak ada lagi ruangan untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SDN yang berada di Desa Nangerang ini pihaknya terpaksa mengubah ruang guru menjadi kelas dan tentunya dengan kondisi seperti ini KBM menjadi tidak maksimal karena pelajar harus berdempetan duduknya.
Baca juga: Atap ruang kelas SMPN Jampangtengah Sukabumi terancam ambruk
Baca juga: Ruang kelas SDN Tangkil Sukabumi ambruk akibat disapu angin kencang
Adapun jumlah pelajar yang bersekolah di SDN Cilimus sebanyak 118 orang dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak lima orang. Maka dari itu, agar KBM tetap bisa terlaksana apalagi tahun ajaran baru, sebagian pelajarnya harus menumpang belajar di ruang kelas milik SMPN 5 Jampangtengah.
Selain itu, lanjutnya, dengan keterbatasan ruang kelas baik di SDN Cilimus maupun SMPN 5 Jampangtengah, pihaknya harus membagi dua shift KBM sehingga untuk pelajar kelas IV hingga VI masuk masuk siang, sementara kelas I-III masuk pagi.
"Sebenarnya masih ada beberapa ruangan, tetapi kami tidak berani menggunakannya karena bangunannya sudah lapuk khawatir ambruk dan bisa menyebabkan jatuhnya korban. Bahkan kami pun kerap melarang anak-anak bermain di sekitar bangunan yang ambruk dan sudah lapuk/rusak," tambahnya.
Pihak SDN Cilimus sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi untuk segera melakukan perbaikan, karena dengan kondisi seperti saat ini KBM tidak maksimal karena anak-anak sulit berkonsentrasi.
Sementara guru SMPN 5 Jampangtengah Satu Atap Pahrul Suganda mengaku kondisi bangunan di SMPN 5 ini tidak jauh lebih baik dari SDN Cilimus dari enam ruang kelas yang ada tiga diantaranya bagian atap sudah bocor dan temboknya rusak, tetapi seluruh ruang bisa digunakan.
Baca juga: Ruang kelas SDN Girimukti Sukabumi ambruk akibat cuaca ekstrem
Kemudian untuk ruang guru dan kantor kondisinya sudah tidak ada atap. Dengan ambruknya empat ruang kelas SDN Cilimus pihaknya meminjamkan satu ruang kelasnya untuk digunakan KBM pelajar SDN yang jaraknya hanya beberapa meter dari SMPN 5.
"Untuk angkatan tahun ini jumlah pelajar yang bersekolah di SMPN 5 dari kelas VII-IX ini sebanyak 87 orang, sementara untuk pengajar atau guru ada sembilan orang," katanya.
Untuk perbaikan atau renovasi bangunan SMPN 5 ini pihaknya menerima informasi akan dilaksanakan pada tahun depan dan diharapkan segera terlaksana agar KBM menjadi nyaman sehingga pelajar bisa lebih semangat bersekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"SDN Cilimus memiliki lima ruang kelas, namun empat ruang kelas ambruk pada awal Juli 2024 saat hujan deras. Beruntung kejadian itu saat malam hari sehingga tidak ada yang menjadi korban, namun dampaknya kami harus menumpang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SMPN 5 Jampangtengah," kata salah seorang guru SDN Cilimus Habudin di Sukabumi, Rabu.
Menurut Habudin, karena tidak ada lagi ruangan untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SDN yang berada di Desa Nangerang ini pihaknya terpaksa mengubah ruang guru menjadi kelas dan tentunya dengan kondisi seperti ini KBM menjadi tidak maksimal karena pelajar harus berdempetan duduknya.
Baca juga: Atap ruang kelas SMPN Jampangtengah Sukabumi terancam ambruk
Baca juga: Ruang kelas SDN Tangkil Sukabumi ambruk akibat disapu angin kencang
Adapun jumlah pelajar yang bersekolah di SDN Cilimus sebanyak 118 orang dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak lima orang. Maka dari itu, agar KBM tetap bisa terlaksana apalagi tahun ajaran baru, sebagian pelajarnya harus menumpang belajar di ruang kelas milik SMPN 5 Jampangtengah.
Selain itu, lanjutnya, dengan keterbatasan ruang kelas baik di SDN Cilimus maupun SMPN 5 Jampangtengah, pihaknya harus membagi dua shift KBM sehingga untuk pelajar kelas IV hingga VI masuk masuk siang, sementara kelas I-III masuk pagi.
"Sebenarnya masih ada beberapa ruangan, tetapi kami tidak berani menggunakannya karena bangunannya sudah lapuk khawatir ambruk dan bisa menyebabkan jatuhnya korban. Bahkan kami pun kerap melarang anak-anak bermain di sekitar bangunan yang ambruk dan sudah lapuk/rusak," tambahnya.
Pihak SDN Cilimus sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi untuk segera melakukan perbaikan, karena dengan kondisi seperti saat ini KBM tidak maksimal karena anak-anak sulit berkonsentrasi.
Sementara guru SMPN 5 Jampangtengah Satu Atap Pahrul Suganda mengaku kondisi bangunan di SMPN 5 ini tidak jauh lebih baik dari SDN Cilimus dari enam ruang kelas yang ada tiga diantaranya bagian atap sudah bocor dan temboknya rusak, tetapi seluruh ruang bisa digunakan.
Baca juga: Ruang kelas SDN Girimukti Sukabumi ambruk akibat cuaca ekstrem
Kemudian untuk ruang guru dan kantor kondisinya sudah tidak ada atap. Dengan ambruknya empat ruang kelas SDN Cilimus pihaknya meminjamkan satu ruang kelasnya untuk digunakan KBM pelajar SDN yang jaraknya hanya beberapa meter dari SMPN 5.
"Untuk angkatan tahun ini jumlah pelajar yang bersekolah di SMPN 5 dari kelas VII-IX ini sebanyak 87 orang, sementara untuk pengajar atau guru ada sembilan orang," katanya.
Untuk perbaikan atau renovasi bangunan SMPN 5 ini pihaknya menerima informasi akan dilaksanakan pada tahun depan dan diharapkan segera terlaksana agar KBM menjadi nyaman sehingga pelajar bisa lebih semangat bersekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024