Desinfektan dikenal sebagai kandungan dalam cairan pembersih. Pemanfaatan desinfektan untuk menghilangkan bau serta memiliki kemampuan sebagai pembersih terutama minyak dan lemak.

Akan tetapi, desinfektan yang beredar umumnya mengandung senyawa 'alkil benzene sulfonat' yang tidak dapat diurai sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Padahal desinfektan dapat dibuat dari bahan alami yang tidak termanfaatkan.

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Aureadzani Inggarwangi Ramadhanty (20) Ketua PKMPE (Program Kreatifitas Mahasiswa, Penelitian) bersama tim yaitu Iis Yuningsih, Maeda Wahyuningrum dan Elsa Febriani terdorong melakukan penelitian untuk membuat desinfektan berbahan baku limbah industri hutan yang diberi nama Karbio.

''Penelitian terdahulu menunjukkan desinfektan dari kombinasi hidrosol minyak sereh wangi dan gondorukem memiliki aktivitas anti bakteri lebih baik dibandingkan dengan sodium hipoklorit yang umum digunakan. Nah,
desinfektan yang kami buat terdiri dari beberapa limbah bahan alami seperti campuran hidrosol sereh wangi, gondorukem tanpa mutu dan ekstrak saponin daun akasia kecil. Saponin akasia juga ditambahkan sebagai pembusa alami,'' ujar Auredzani.

Hidrosol adalah efek samping penyulingan minyak atsiri. Proses destilasi uap atau hidrodestilasi menghasilkan dua produk yang tidak saling bercampur yaitu lapisan minyak atsiri dan lapisan hidrosol yang mengandung air serta
sejumlah kecil minyak atsiri.

Namun air sisa uap penyulingan (hidrosol) selama ini dibuang ke sungai, padahal air sisa penyulingan beraroma sereh
wangi ini mengandung senyawa citronellal dan geraniol. Dan kandungan tersebut memiliki manfaat sebagai antibakteri.

Gondorukem diperoleh dari pengolahan getah Pinus yang berasal dari proses penyadapan. Gondorukem dihasilkan dari proses penyulingan getah pinus berbentuk padat dan berwarna kuning kecokelatan. Gondorukem memiliki
kandungan utama berupa Palustric acid dan Abietic acid yang berfungsi sebagai anti bakteri.

Akasia daun kecil merupakan salah satu sumber saponin yaitu senyawa bahan alam penghasil busa yang dimanfaatkan pada industri deterjen, sabun dan shampoo.

Saponin didapatkan dengan cara ekstraksi daun akasia. Diketahui aktivitas antibakteri pada ekstrak saponin akasia daun kecil terkategori kuat dan sedang.

Tahapan penelitian ini meliputi persiapan bahan baku, pembuatan cairan pembersih lantai dan pengujian sifat fiskokimia bahan meliputi pH, homogenitas, alkali bebas, uji anti bakteri dan penentuan mutu cairan pembersih lantai berdesinfektan mengacu pada SNI 06-1842-1995.

''Percobaan ini dimulai dari tahap pembuatan ekstrak saponin dari daun akasia dengan metode maserasi. Setelah pencampuran hidrosol dan gondorukem dengan saponin, kemudian dilakukan pengujian pH, alkali bebas, dan uji
antibakteri. Percobaan ini masih dalam tahap pencampuran hidrosol, gondorukem dan saponin agar homogen, belum dilakukan pengujian,''ujanya.(IR/Zul)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017