Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian kandungan katetin untuk cegah gejala penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Muhammad Nuur Faiziin, Reza Fbryantara dan Naufal Bayu Prasetyo dari Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB melakukan inovasi dengan mengambil daun teh tua dalam penelitian ini.

Mereka bertiga tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) IPB. Umumnya yang sering kita temui bahwa daun teh muda-lah yang sering dipetik dan dijadikan sebagai minuman sehat, sedangkan daun teh tua akan dibuang.

"Daun teh muda mengandung katekin begitu pula dengan daun teh tua yang juga mengandung katekin, tetapi jarang sekali ada yang memanfaatkannya. Hingga akhirnya kami bertiga memutuskan untuk melakukan penelitian terkait
kandungan dalam daun teh tua untuk mengatasi penyakit hipertensi,'' ujar Faiziin yang juga ketua PKM tersebut.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyumbang kasus kematian paling banyak di dunia. Menurut penelitian bahwa gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor utama penyebab penyakit ini.

Hipertensi menyerang semua kalangan dari segi usia maupun status sosial. Data menunjukkan bahwa jumlah orang yang terserang hipertensi di Indonesia berdasarkan pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8 persen dan sekitar seperempat populasi orang dewasa terserang penyakit hipertensi.

Menurut 'World Health Organization' (WHO) atau organisasi kesehatan dunia memperkirakan pada 2025 mendatang, diperkirakan sekira 29 persen warga dunia terkena hipertensi.

''Pengobatan yang dapat dilakukan bisa menggunakan obat-obatan sintesis, tetapi terlalu berisiko, seperti batuk menahun, darah rendah, gagal ginjal dan angioderma. Oleh karena itu, perlu ada alternatif obat alami untuk
mencegah hipertensi, salah satunya dengan menggunakan daun teh tua,'' kata Faiziin.

Ada beberapa jenis teh di pasaran, seperti teh hitam, teh hijau dan teh oolong. Pucuk daun teh yang masih menggulung dan tiga daun muda pertama menjadi bagian dari tanaman teh yang umumnya dimanfaatkan untuk membuat ketiga jenis teh tersebut.

Faiziin mengungkapkan bahwa bagian pucuk dan tiga daun pertama tersebut dipilih karena mengandung senyawa anti oksidan polifenol yang tinggi yang diduga mampu mencegah terjadinya penyakit hipertensi.

Sedangkan daun teh pada urutan kelima sampai kesepuluh setelah pucuk akan dipotong dan dibuang setiap kali datang periode pemangkasan tanaman teh.

Hal tersebut dinilai karena daun-daun ini tidak menghasilkan kualitas teh yang sama baiknya dengan tiga daun pertama dari pucuk. Penelitian juga mengungkapkan bahwa kandungan katekin juga terdapat pada lima sampai sepuluh daun teh ini.

Dia mengatakan, penelitian yang dilakukan di Laboratorium Dasar Ilmu Teknik dan Teknologi Kimia Fateta IPB ini bertujuan untuk memanfaatkan sumber katekin alami tersebut sebagai anti oksidan alami.

''Menurut informasi yang kami dapatkan bahwa pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan menghambat kerja *Angiotensin-I Converting Enzyme* (ACE). Senyawa fenolik (katekin) dari ekstrak daun teh mempunyai kemampuan untuk menghambat kerja ACE tersebut sehingga mampu mencegah gejala hipertensi. Ke depan kami berharap penelitian ini akan memberikan dampak positif yaitu diperolehnya obat hipertensi yang manjur, melakukan publikasi nasional dan internasional serta masuk dalam 109 inovasi paling prospektif di Indonesia,'' imbuhnya.   (AT/NM).

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017