Bekasi (Antara Megapolitan) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bhagasasi Bekasi, Jawa Barat, hingga Juni 2017 baru bisa melayani 32 persen masyarakat di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi.

"Capaian tersebut masih sangat jauh dari target Millenium Development Goals yang dipatok sebesar 80 persen," kata Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Usep Rahman Salim di Bekasi, Rabu.

Menurut dia, capaian layanan bagi 32 persen warga di kota dan kabupaten Bekasi sangat jauh dari harapan mengingat PDAM Tirta Bhagasasi merupakan PDAM terbesar di Jawa Barat.

Usep merinci, dari 12 kecamatan di Kota Bekasi sampai saat ini baru tujuh di antaranya yang sudah terlayani pasokan air bersih produksi PDAM Tirta Bhagasasi.

Sementara di Kabupaten Bekasi, baru 17 dari 23 kecamatan yang sudah terlayani air bersih.

"Itu pun hanya meliputi beberapa desa saja, belum seluruhnya terlayani. Sebanyak 32 persen warga yang sudah terlayani itu meliputi 20.000 sambungan langganan," katanya.

Usep mengatakan, faktor yang menyebabkan capaian pelayanan tersebut masih rendah di antaranya alokasi anggaran operasional yang terbatas.

"Investasi untuk pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini tidak mudah. Untuk memproduksi air 1 liter per detiknya saja, investasi yang diperlukan bisa mencapai Rp250 juta. Kalau sebuah IPA akan dibangun dengan kapasitas 250 liter per detik, maka dibutuhkan dana Rp625 miliar," katanya.

Dana sebesar itu tidak memungkinkan dipenuhi PDAM Tirta Bhagasasi karena alokasi dana operasional dari Pemerintah Kabupaten Bekasi atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat pun terbatas.

"Oleh karenanya butuh suntikan dana dari pihak swasta melalui perjanjian kerja sama minimal lima tahun dan ini yang tengah kami jajaki ke sejumlah pihak," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017