Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mendorong UMKM binaan atau Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur) untuk menerapkan transaksi pembayaran digital melalui QRIS guna meningkatkan daya saing, efisiensi serta perluasan pemasaran.
“Digitalisasi menjadi langkah positif bagi pelaku UMKM khususnya di Jakarta untuk berkembang dan bersaing di era digital saat ini,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan data pada Sistem Jakarta Entrepreneur (Jakpreneur) hingga 16 Juli 2024, tercatat 40.210 atau sekitar 10,52 persen dari seluruh pelaku UMKM binaan di Jakarta telah memiliki dan menerapkan sistem pembayaran QRIS.
Adapun jumlah UMKM peserta JakPreneur per 2023 adalah sebanyak 243.972.
Mereka tersebar di seluruh DKI Jakarta mulai dari Jakarta Pusat sebanyak 34.717 UMKM, Jakarta Utara 39.398 UMKM, Jakarta Barat 48.201 UMKM, Jakarta Selatan 67.208 UMKM, Jakarta Timur 50.880 UMKM, dan Kepulauan Seribu 3.496 UMKM.
Ratu menilai, langkah digitalisasi ini memberikan manfaat signifikan bagi ekonomi Jakarta secara keseluruhan serta membuka peluang baru usaha dan menciptakan lapangan kerja, termasuk meningkatkan kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kendati demikian, adanya keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan atau mengakses teknologi digital oleh masyarakat masih menjadi tantangan bagi Pemprov DKI Jakarta dalam menerapkan digitalisasi pada pelaku UMKM.
Meskipun begitu, kata Ratu, pihaknya terus berupaya dan menyusun strategi dalam menangani permasalahan tersebut dengan mengadakan pelatihan teknik digitalisasi pemasaran agar dapat menjaring konsumen lebih luas.
“Strategi lain yang kami lakukan yakni menerapkan sistem pembayaran yang berbasis digital melalui QRIS Jakarta Entrepreneur, hingga pada fasilitasi pemasaran berbasis digital seperti Jum’at Beli Lokal (JBL), e-Order dan platform digital lainnya,” jelas Ratu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024