Bagi seorang muslim, memilih makanan dan minuman halal menjadi keharusan. Peraturan di Indonesia menyatakan, produk minuman dari proses fermentasi menganding alkohol (secara alami ada) diperbolehkan, jika jumlahnya sedikit dan tidak memabukan atau kurang dari 1 persen (LPPOM MUI 2008). 

Alkohol merupakan istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang memiliki gugus fungsional yang disebut gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon.

Untuk pengawasan produk dan verifikasi kandungan etanol dalam minuman, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan alat yang bernama "Ad-Toam".

Ahmad Khairul Reza dan tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB, masing-masing Anisah Rahajeng Kartika Sari, Sejahtera, dan Intan Nurhasanah menciptakan alat pendeteksi kehalalan makanan dan minuman beralkohol berbasis teknologi sensor etanol.

"Dengan adanya inovasi ini, keyakinan masyarakat bahwa produk yang dikonsumsi aman dan berkualitas akan meningkat. Terutama bagi kaum muslimin untuk melindungi mereka dari produk-produk haram," kata Ahmad Khairul, ketua tim.

Beberapa metode instrumentasi untuk mendeteksi etanol. Di antaranya metode HPLC, elektroforesis, GCMS, raman spektrometri dan GC. Semua metode tersebut telah banyak digunakan, namun menggunakan peralatan dan biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang lama untuk proses ujinya.

Lain halnya dengan produk Ad-Toam. Penggunaannya praktis, cepat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Biaya yang dikeluarkan juga dikatakan relatif murah. Bahan yang digunakan ialah sensor, elektrokimia, nikel, platina peralatan pendukung lainnya.

Mekanisme kerja sensor etanol Ad-Toam yaitu nikel dan platina sebagai bahan penyalur elektron yang dalam hal ini sebagai kandungan alkohol. 

Semakin besar arus yang lewat atau terjadi, maka kandungan etanol dari makanan dan minuman tersebut semakin besar. Ia juga menjelaskan, dalam rangkaian tersebut untuk mengubah beda potensial menggunakan resistor yang dihubungkan pada platina dan nikel.

Rencananya tim akan melakukan uji coba alat tersebut terlebih dahulu sebelum dilakukan uji di lapangan.

"Setelah itu kami akan melakukan pengujian di sekitaran kampus IPB dan restoran atau rumah makan daerah Bogor," kata dia.

Diharapkan inovasi terebut akan mempermudah pendeteksian kehalalan produk makanan atau minuman bagi pemerintah, LPPOM MUI dan masyarakat. Kemudian juga menghasilkan produk paten dan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan. (at/zul) 

Pewarta: Tim Humas IPB

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017