Memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah, Pemuda Kota Bekasi Imam Pesuwaryantoro menciptakan Program Eco Urban Farming Berbasis Carbon Neutral untuk atasi "Food Waste" di TPST Bantar Gebang, Bekasi.
"Penanganan sampah pada momentum Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H perlu dilakukan secara cermat dengan memilah sampah sesuai jenisnya," kata Imam dalam keterangannya, Minggu.
Untuk penanganan sampah makanan biasakan untuk dipilah melalui trashbag warna kuning (opsional) melalui Bank Sampah RT/RW terdekat.
Imam Pesuwaryantoro mengungkapkan fakta menarik mengenai Lingkungan dan Keberlanjutan Alam melalui Makna yang tertuang di Kitab Suci Al-Quran seperti yang ada di Surat Al-A'raf ayat 56 dan Surat Al-Baqarah ayat 30.
Pesan penting yang disampaikan melalui Al-A’raf ayat 56 dan Al-Baqarah ayat 30 pada Kitab Suci Al-Quran menjadi pengingat sangat penting bagi muslim dan warga yang tinggal di kota Bekasi untuk memperhatikan volume sampah di TPST Bantar Gebang dan TPA Sumurbatu yang sudah Mulai overload capacity agar menjadi Prioritas Tanggung Jawab bersama.
Al-A’raf ayat 56: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”
Al-Baqarah ayat 30: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Tidak hanya itu, Kenapa Umat Muslim harus bertanggung jawab terhadap Lingkungan ? Karena kebersihan lingkungan hidup adalah tanggung jawab bersama.
Sedangkan untuk sampah anorganik seperti air minum dalam kemasan bisa disetorkan langsung ke RVM / Dropbox Plasticpay.
Pemilahan sampah organik yang optimal menjadikan opsi untuk dijadikan material berupa absorbent seperti kandungan sintesis organik berupa senyawa silika yang dapat di-dopped dengan materi zeolit.
Material silika yg berhasil di-dopped dengan materi zeolit akan dikreasikan menjadi penyerap emisi gas buang pada kendaraan bermotor seperti mobil, motor dan public transport.
Tidak hanya itu, Prototipe Internet of Things (IoT) yang dikombinasikan pada materi absorbent silika dopped zeolit bisa menjadi opsi dan alternatif sebagai metodologi dalam pengukuran berapa banyak jejak karbon yang berhasil dikurangi.
Disisi lain, Prototipe Solusi end-to-end Program Carbon Neutral dapat dielaborasi dengan menciptakan Movement berupa Program Ekonomi Sirkular melalui Pemilahan Sampah di rumah tangga.
Penanganan sampah organik berupa food waste, Imam Pesuwaryantoro selaku Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka (UT) Jakarta menciptakan Eco-Urban Farming Solusi Food Estate Skala Rumah Tangga seperti menggunakan Pupuk Kompos dari TPA Bantar Gebang, Bekasi dengan komposisi Maggot 3 kg , bioaktivator EM4 60 ml, air bersih secukupnya.
Adapun metode pembuatannya terbilang sangat mudah dan dapat diimplementasi skala rumah tangga diantara lain
Limbah Organik Food Waste serta Maggot dimasukkan kedalam ember
Gula merah dan Bio Aktivator berupa EM4 dilarutkan kedalam air bersih secukupnya.
Kemudian larutan gula merah dan EM4 dimasukkan ke dalam ember yang berisikan food waste serta maggot pada ember yang sudah diaduk.
Setelah itu diaduk semua bahan campuran hingga merata.
Pengadukan dilakukan secara 1 hari sekali selama 14 sd 28 hari dengan indikasi keberhasilan yaitu pupuk seperti tanah dan berwarna coklat.
Implementasi pupuk kompos yang berasal dari produksi sampah rumahan setidaknya bisa ikut andil mengurangi jejak karbon dari terbuangnya sampah warga DKI Jakarta ke TPA Bantar Gebang Bekasi. Tidak hanya itu saja, area perkarangan rumah sekitar bisa jadi solusi alternatif media tanam tumbuhnya tumbuhan produktif seperti cabai rawit, kol serta aneka tumbuhan makanan lainnya.
Kebijakan Manajemen Sampah berbasis Carbon Neutral perlu didukung melalui Law Enforcement berupa skema insentif dan punishment. Kenapa demikian ? Karena manajemen sampah yang optimal dimulai dengan pemilahan sampah yang teratur di level RT dan RW hingga peran pemerintah agar bertindak tegas dalam menjalankan skema insentif dan punishment bagi seluruh stakeholders yang telah berkomitmen melakukan gaya hidup pilah sampah dari rumah hingga menjalankan Program Ekonomi Sirkular.
Oleh karena itu, mari bijak kelola sampah dari rumah dengan memilah sampah demi terciptanya akselerasi indonesia net zero emission 2050 dan indonesia emas 2045. Ujar, Imam Pesuwaryantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Penanganan sampah pada momentum Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H perlu dilakukan secara cermat dengan memilah sampah sesuai jenisnya," kata Imam dalam keterangannya, Minggu.
Untuk penanganan sampah makanan biasakan untuk dipilah melalui trashbag warna kuning (opsional) melalui Bank Sampah RT/RW terdekat.
Imam Pesuwaryantoro mengungkapkan fakta menarik mengenai Lingkungan dan Keberlanjutan Alam melalui Makna yang tertuang di Kitab Suci Al-Quran seperti yang ada di Surat Al-A'raf ayat 56 dan Surat Al-Baqarah ayat 30.
Pesan penting yang disampaikan melalui Al-A’raf ayat 56 dan Al-Baqarah ayat 30 pada Kitab Suci Al-Quran menjadi pengingat sangat penting bagi muslim dan warga yang tinggal di kota Bekasi untuk memperhatikan volume sampah di TPST Bantar Gebang dan TPA Sumurbatu yang sudah Mulai overload capacity agar menjadi Prioritas Tanggung Jawab bersama.
Al-A’raf ayat 56: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”
Al-Baqarah ayat 30: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Tidak hanya itu, Kenapa Umat Muslim harus bertanggung jawab terhadap Lingkungan ? Karena kebersihan lingkungan hidup adalah tanggung jawab bersama.
Sedangkan untuk sampah anorganik seperti air minum dalam kemasan bisa disetorkan langsung ke RVM / Dropbox Plasticpay.
Pemilahan sampah organik yang optimal menjadikan opsi untuk dijadikan material berupa absorbent seperti kandungan sintesis organik berupa senyawa silika yang dapat di-dopped dengan materi zeolit.
Material silika yg berhasil di-dopped dengan materi zeolit akan dikreasikan menjadi penyerap emisi gas buang pada kendaraan bermotor seperti mobil, motor dan public transport.
Tidak hanya itu, Prototipe Internet of Things (IoT) yang dikombinasikan pada materi absorbent silika dopped zeolit bisa menjadi opsi dan alternatif sebagai metodologi dalam pengukuran berapa banyak jejak karbon yang berhasil dikurangi.
Disisi lain, Prototipe Solusi end-to-end Program Carbon Neutral dapat dielaborasi dengan menciptakan Movement berupa Program Ekonomi Sirkular melalui Pemilahan Sampah di rumah tangga.
Penanganan sampah organik berupa food waste, Imam Pesuwaryantoro selaku Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka (UT) Jakarta menciptakan Eco-Urban Farming Solusi Food Estate Skala Rumah Tangga seperti menggunakan Pupuk Kompos dari TPA Bantar Gebang, Bekasi dengan komposisi Maggot 3 kg , bioaktivator EM4 60 ml, air bersih secukupnya.
Adapun metode pembuatannya terbilang sangat mudah dan dapat diimplementasi skala rumah tangga diantara lain
Limbah Organik Food Waste serta Maggot dimasukkan kedalam ember
Gula merah dan Bio Aktivator berupa EM4 dilarutkan kedalam air bersih secukupnya.
Kemudian larutan gula merah dan EM4 dimasukkan ke dalam ember yang berisikan food waste serta maggot pada ember yang sudah diaduk.
Setelah itu diaduk semua bahan campuran hingga merata.
Pengadukan dilakukan secara 1 hari sekali selama 14 sd 28 hari dengan indikasi keberhasilan yaitu pupuk seperti tanah dan berwarna coklat.
Implementasi pupuk kompos yang berasal dari produksi sampah rumahan setidaknya bisa ikut andil mengurangi jejak karbon dari terbuangnya sampah warga DKI Jakarta ke TPA Bantar Gebang Bekasi. Tidak hanya itu saja, area perkarangan rumah sekitar bisa jadi solusi alternatif media tanam tumbuhnya tumbuhan produktif seperti cabai rawit, kol serta aneka tumbuhan makanan lainnya.
Kebijakan Manajemen Sampah berbasis Carbon Neutral perlu didukung melalui Law Enforcement berupa skema insentif dan punishment. Kenapa demikian ? Karena manajemen sampah yang optimal dimulai dengan pemilahan sampah yang teratur di level RT dan RW hingga peran pemerintah agar bertindak tegas dalam menjalankan skema insentif dan punishment bagi seluruh stakeholders yang telah berkomitmen melakukan gaya hidup pilah sampah dari rumah hingga menjalankan Program Ekonomi Sirkular.
Oleh karena itu, mari bijak kelola sampah dari rumah dengan memilah sampah demi terciptanya akselerasi indonesia net zero emission 2050 dan indonesia emas 2045. Ujar, Imam Pesuwaryantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024