Bogor (Antara Megapolitan) - Peneliti pada Penelitian Kehutanan Internasional CIFOR, Dr Herry Purnomo mengatakan ada empat fokus kerja sama yang akan dibahas dengan kedatangan Raja Swedia Carl XVI Gustaf ke Indonesia.

"Ada empat hal yang bisa dikerjasamakan antara Indonesia dan Swedia, yaitu gambut, perhutanan sosial, bisnis dan teknologi informasi di bidang kehutanan," kata Herry disela-sela kunjungan Raja dan Ratu Swedia di CIFOR, Bogor, Jawa Barat, Senin.

Menurut Herry, ada banyak macam kerja sama riset yang akan dilakukan Swedia dengan Indonesia. Terutama dalam bidang lingkungan, mengingat Raja Swedia terkenal dengan kepeduliannya terhadap isu lingkungan.

"Raja Swedia dikenal The Green King karena perhatiannya sangat tinggi terhadap isu lingkungan," katanya.

Herry mengatakan, kerja sama yang bisa dilakukan pertama tentang gambut karena gambut saat ini menjadi perhatian luar biasa di dunia.

"Sebab kalau terjadi kebakaran di gambut akan menghasilkan emisi yang luar biasa," katanya.

Kerja sama lainnya adalah bidang perhutanan sosial yang juga menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Presiden Joko Widodo telah memprogramkan kehutanan sosial dengan lahan seluas 12,7 juta hektare dan reforma agraria seluas 9 juta hektare sehingga total 21,7 juta hektare untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Program ini `kan gampang diomongin, tapi bagaimana implementasinya itu yang perlu dilakukan," katanya.

Kerja sama selanjutnya, yakni bidang industri. Swedia melalui IKEA sangat komitmen dengan kelestarian lingkungan sehingga semua kayu yang masuk ke IKEA harus yang bersertifikasi.

"Kerja sama industri ini, bagaimana kayu Indonesia bisa masuk ke toko-toko seperti IKEA, karena selama ini belum banyak kayu Indonesia yang bisa masuk. IKEA banyak mengambil kayu Vietnam," katanya.

Menurut Herry, Indonesia perlu meningkatkan kapasitas sertifikat hutan tanaman sehingga bisa diakreditasi dan kayu Indonesia dapat masuk ke industri internasional seperti IKEA.

"Hebatnya lagi Swedia dikenal maju dibidang informasi teknologi. Bagaimana teknologi diterapkan di bidang kehutanan seperti sistem informasi tentang kebakaran hutan cepat terdeteksi di level bawah," katanya.

Raja Swedia Carl XVI Gustaf beserta Ratu Sylvia mengunjungi CIFOR di sela-sela lawatannya ke Indonesia. Raja tiba sekitar pukul 14.45 WIB diawali pertemuan tertutup dengan pimpinan CIFOR, Peter Holmgren yang juga warga negara Swedia.

Usai pertemuan tertutup, Raja melakukan penanaman pohon kayu besi atau ulin (Eusideroxilon swageri) di halaman samping pusat penelitian kehutanan internasional CIFOR.

Kehadiran Raja Carl XVI Gustaf yang datang bersama Ratu Sylvia ke Indonesia merupakan yang pertama kali setelah 65 tahun kedua negara menjalin hubungan bilateral.

Selain menanam pohon, Raja juga menghadiri seminar internasional tentang hutan dan keberlanjutan sumber daya alam yang diikuti ratusan peserta terdiri dari peneliti CIFOR, akademisi, pengusaha dan pemerintah.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017