Bekasi (Antara Megapolitan) - Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bhagasasi Bekasi, Jawa Barat, tengah mempertimbangkan pemanfaatan air laut sebagai sumber air baku untuk diolah menjadi air bersih di wilayahnya.

"Saat ini pasokan air baku kita yang bersumber dari aliran sungai sudah mulai berkurang. Karena itu perlu inovasi teknologi untuk memberikan solusi jangka panjang, seperti pemanfaatan air laut yang jumlahnya tidak terbatas," kata Direktur Teknik PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Aruji Kartawinata di Bekasi, Senin.

Menurut dia, pasokan air baku untuk kebutuhan pelanggan di dua wilayah yakni Kota dan Kabupaten Bekasi sangat mendesak untuk ditambah.

Data yang diperoleh pihaknya menyebutkan, pada 2017 untuk wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi yang kini berpenduduk sekitar 3,7 juta jiwa, harus tersedia air baku sebanyak 96 juta meter kubik per tahun atau setara dengan 3,1 meter kubik per detik.

Namun yang ada saat ini, kata dia, air baku yang tersedia baru sebanyak 70.012.484 meter kubik per tahun sehingga berdampak pada layanan air bersih di dua wilayah itu tidak maksimal.

Dia memproyeksikan kebutuhan air baku hingga 2032 untuk dua wilayah tersebut sebesar 9,5 meter kubik per detik.

"Krisis air baku ini tidak bisa dianggap sepele. Sebab kelangkaan air akan menyebabkan masalah luar biasa di masa mendatang," kata Aruji.

Selama ini, PDAM Tirta Bhagasasi sebagian besar mengandalkan air dari Sungai Tarum Barat atau Kalimalang, sedangkan kualitas air baku yang bersumber dari Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta terus menurun akibat kerusakan lingkungan dan perubaham iklim.

Menurutnya, wilayah Bekasi saat ini memiliki sektor kelautan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku yang tidak terbatas.

"Namun konsekuensinya memang butuh teknologi canggih untuk memproduksi air bersih," katanya.

Upaya lainnya, kata dia, penyelamatan lingkungan sumber-sumber air yang harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan, termasuk perlu adanya pembangunan tempat penampungan air hujan seperti waduk, sehingga air hujan dapat dimanfaatkan saat musim kemarau.

"Paling penting lagi, mengurangi pencemaran air dari limbah rumah tangga, industri termasuk mencegah sungai jangan dilakukan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017