Palu (Antara Megapolitan) - Presiden Joko Widodo meminta seluruh elemen bangsa untuk menghentikan perbuatan saling menghujat, saling menjelekkan, saling memfitnah, saling menolak dan saling mendemo karena sesungguhnya 'kita ini bersaudara'.
"Saya titip ini, jangan lupa jaga persatuan kita, karena kita ini semuanya bersaudara. Habis energi kita untuk mengurus dema-demo dema-demo dema demo," kata Presiden dalam pengarahannya sebelum memulkul bedug tanda pembukaan Kongres XIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Masjid Agung Darussalam Palu, Selasa.
Untuk para elit, kata Presiden, di depan 6.000 kader PMII yang menghadiri kongres ini, berilah contoh dan tauladan dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang baik.
"Berikanlah pernyataan-pernyataan yang baik dan santun karena itulah karakter bangsa kita, jangan kehilangan jati diri dan karakter kita karena bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah, santun, dan sopan," kata Presiden pada acara yang dihadiri Menko PMK Puan Maharani, Menristek Dikti, Ketua DPD RI dan Gubernur Sulteng Longki Djanggola itu.
Presiden mengaku sedih melihat setiap hari ratusan orang berdemo, ribuan, bahkan ratusan ribu. Energi kita habis hanya untuk itu, belum lagi antarkita yang saling menghujat, menjelekkan, menfitnah, menolak,
"Kita lupa kita ini bersaudara. Jangan saling menjelekkan dan menfitnah, karena kita ini saudara, baik sesama muslim, baik sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air, ini betul-betul tidak produktif, habis energi untuk urus hal-hal seperti itu."
"Coba tanya Kapolri, berapa ratus miliar dana yang sudah dihabiskan untuk mengerahkan pasukan mengamankan demo-demo tersebut," ujar Kepala Negara di depan hadirin yang juga ada Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian itu.
"Kita memang berbeda dan beraneka ragam tapi inilah kekuatan kita. Bangsa ini besar, 17.000 pulau, 500 lebih kabupaten kota, 33 provinsi, 714 suku, 1.100 bahasa lokal. Bangsa mana seberagam itu. Ini takdir Allah yang diberikan untuk dirawat dan dijaga," katanya.
Kepada para kader PMII, Presiden Joko Widodo berpesan agar jangan hanya bermimpi untuk menjadi politisi, tetapi bermimpilah jadi wiraswasta, karena baru 1,6 persen 'entrepreneur' di negara ini, yang normalnya di atas lima persen.
"Jadilah pengusaha dengan gagasan-gagasan yang besar, jadilah developer software, aplikasi, animasi, games-games. Anak-anak muda bertarungnya di situ, karena pasar nanti bukan di pasar nyata lagi tapi di e-commerce, online store, dan negara-negara tetangga kita semua sudah lewati itu, kita masih tertinggal," ujarnya lagi.
Kongres XIX PMII berthema 'membangun konsensus bernegara untuk Indonesia berkeadilan dan berkeadaban' ini akan berlangsung hingga 19 Mei 2017 dengan agenda pokok pemilihan pengurus baru periode empat tahun mendatang.
Ketua Umum PMII Aminuddin Maruf dalam sambutannya menegaskan bahwa PMII tidak ingin menjadi kelompok yang menambah berat beban bangsa tetapi menjadi pembuat solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi untuk tegaknya NKRI dan sejahteranya bangsa Indonesia. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Saya titip ini, jangan lupa jaga persatuan kita, karena kita ini semuanya bersaudara. Habis energi kita untuk mengurus dema-demo dema-demo dema demo," kata Presiden dalam pengarahannya sebelum memulkul bedug tanda pembukaan Kongres XIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Masjid Agung Darussalam Palu, Selasa.
Untuk para elit, kata Presiden, di depan 6.000 kader PMII yang menghadiri kongres ini, berilah contoh dan tauladan dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang baik.
"Berikanlah pernyataan-pernyataan yang baik dan santun karena itulah karakter bangsa kita, jangan kehilangan jati diri dan karakter kita karena bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah, santun, dan sopan," kata Presiden pada acara yang dihadiri Menko PMK Puan Maharani, Menristek Dikti, Ketua DPD RI dan Gubernur Sulteng Longki Djanggola itu.
Presiden mengaku sedih melihat setiap hari ratusan orang berdemo, ribuan, bahkan ratusan ribu. Energi kita habis hanya untuk itu, belum lagi antarkita yang saling menghujat, menjelekkan, menfitnah, menolak,
"Kita lupa kita ini bersaudara. Jangan saling menjelekkan dan menfitnah, karena kita ini saudara, baik sesama muslim, baik sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air, ini betul-betul tidak produktif, habis energi untuk urus hal-hal seperti itu."
"Coba tanya Kapolri, berapa ratus miliar dana yang sudah dihabiskan untuk mengerahkan pasukan mengamankan demo-demo tersebut," ujar Kepala Negara di depan hadirin yang juga ada Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian itu.
"Kita memang berbeda dan beraneka ragam tapi inilah kekuatan kita. Bangsa ini besar, 17.000 pulau, 500 lebih kabupaten kota, 33 provinsi, 714 suku, 1.100 bahasa lokal. Bangsa mana seberagam itu. Ini takdir Allah yang diberikan untuk dirawat dan dijaga," katanya.
Kepada para kader PMII, Presiden Joko Widodo berpesan agar jangan hanya bermimpi untuk menjadi politisi, tetapi bermimpilah jadi wiraswasta, karena baru 1,6 persen 'entrepreneur' di negara ini, yang normalnya di atas lima persen.
"Jadilah pengusaha dengan gagasan-gagasan yang besar, jadilah developer software, aplikasi, animasi, games-games. Anak-anak muda bertarungnya di situ, karena pasar nanti bukan di pasar nyata lagi tapi di e-commerce, online store, dan negara-negara tetangga kita semua sudah lewati itu, kita masih tertinggal," ujarnya lagi.
Kongres XIX PMII berthema 'membangun konsensus bernegara untuk Indonesia berkeadilan dan berkeadaban' ini akan berlangsung hingga 19 Mei 2017 dengan agenda pokok pemilihan pengurus baru periode empat tahun mendatang.
Ketua Umum PMII Aminuddin Maruf dalam sambutannya menegaskan bahwa PMII tidak ingin menjadi kelompok yang menambah berat beban bangsa tetapi menjadi pembuat solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi untuk tegaknya NKRI dan sejahteranya bangsa Indonesia. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017