Bandarlampung (Antara Megapolitan) - Masyarakat Lampung patut berbangga karena badak Sumatera yang diberi nama Delilah, hasil perkawinan pasangan badak Andalas dan Ratu di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung Jumat (12/5/17) lalu genap berusia satu tahun).
Delilah merupakan badak betina kedua yang berhasil lahir di Suaka Rhino Sumatera/SRS TNWK. Kelahiran badak yang diberi nama secara langsung oleh Presiden Jokowi tersebut menjadi perhatian dunia internasional, karena tumpuan harapan untuk perkembangbiakan badak sumatera di pundak bangsa Indonesia dan Provinsi Lampung.
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Agus Justianto mengatakan, populasi badak sudah mulai langka habitatnya. Untuk itu Pemerintah Pusat maupun daerah dan para stakeholder terkait harus bersinergi dalam upaya perlindungan.
"Populasi Badak di Indonesia sekitar 57 sampai 60 ekor untuk badak Jawa, dan kurang lebih 100 ekor untuk badak Sumatera. Ini menjadikan mamalia besar Indonesia ini sangat langka. Di saat populasi badak langka, tepat satu tahun yang lalu SRS lahir lagi seekor badak. Untuk itu Pemerintah Pusat maupun daerah serta stakeholder harus mampu memberikan perlindungan, dan menjadikan SRS ini tempat terbaik untuk populasi badak di Lampung," ujarnya saat menghadiri perayaan Ulang Tahun Badak Delilah di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas, Jumat, 12/05/2017 yang baru lalu.
Dengan semakin bertambahnya populasi badak di SRS, memerlukan ruang yang lebih luas. Berdasarkan hal tesebut, sesuai SK Dirjen KSDAE No. SK.307/KSDAE/SET/KUM.0/9/2016, areal Suaka Rhino Sumatera (SRS) siap akan dikembangkan seluas 250 Ha. Saat ini prosesnya mulai dilaksanakan.
"Berdasarkan pengamatan, satu badak diperkiran harus mempunyai luas habitatnya sekitar 20 hektare. Total badak di sini tujuh ekor, kurang lebih membutuhkan paling tidak 140 hektare. Desain rancang bangun telah disusun sehingga rencana perluasan infrastruktur SRS tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi hutan dan lingkungannya," tuturnya.
Melahirkan Dua Ekor
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Budiharto menuturkan SRS TWNK berhasil mengembangbiakan dua ekor badak Sumatera.
"SRS ini merupakan penangkaran secara in-situ di habitat alaminya, dan dalam kurun waktu dua tahun berhasil perkembangbiakan secara alami dengan kelahiran Andatu tahun 2012, dan kelahiran Delilah tahun 2016. Prestasi ini tidak hanya membanggakan masyarakat dan Pemprov Lampung, namun juga bangsa Indonesia dan dunia," ujarnya dengan bangga.
Budiharto menegaskan pula bahwa dalam mensukseskan pelestarian badak Sumatera diperlukan dukungan dan kerja sama dari semua pihak.
"Seluruh elemen masyarakat agar mampu memberikan peran dalam pelestarian badak, agar populasi mereka yang hampir punah ini mampu kita jaga," tuturnya. (RLs/HMS/ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Delilah merupakan badak betina kedua yang berhasil lahir di Suaka Rhino Sumatera/SRS TNWK. Kelahiran badak yang diberi nama secara langsung oleh Presiden Jokowi tersebut menjadi perhatian dunia internasional, karena tumpuan harapan untuk perkembangbiakan badak sumatera di pundak bangsa Indonesia dan Provinsi Lampung.
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Agus Justianto mengatakan, populasi badak sudah mulai langka habitatnya. Untuk itu Pemerintah Pusat maupun daerah dan para stakeholder terkait harus bersinergi dalam upaya perlindungan.
"Populasi Badak di Indonesia sekitar 57 sampai 60 ekor untuk badak Jawa, dan kurang lebih 100 ekor untuk badak Sumatera. Ini menjadikan mamalia besar Indonesia ini sangat langka. Di saat populasi badak langka, tepat satu tahun yang lalu SRS lahir lagi seekor badak. Untuk itu Pemerintah Pusat maupun daerah serta stakeholder harus mampu memberikan perlindungan, dan menjadikan SRS ini tempat terbaik untuk populasi badak di Lampung," ujarnya saat menghadiri perayaan Ulang Tahun Badak Delilah di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas, Jumat, 12/05/2017 yang baru lalu.
Dengan semakin bertambahnya populasi badak di SRS, memerlukan ruang yang lebih luas. Berdasarkan hal tesebut, sesuai SK Dirjen KSDAE No. SK.307/KSDAE/SET/KUM.0/9/2016, areal Suaka Rhino Sumatera (SRS) siap akan dikembangkan seluas 250 Ha. Saat ini prosesnya mulai dilaksanakan.
"Berdasarkan pengamatan, satu badak diperkiran harus mempunyai luas habitatnya sekitar 20 hektare. Total badak di sini tujuh ekor, kurang lebih membutuhkan paling tidak 140 hektare. Desain rancang bangun telah disusun sehingga rencana perluasan infrastruktur SRS tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi hutan dan lingkungannya," tuturnya.
Melahirkan Dua Ekor
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Budiharto menuturkan SRS TWNK berhasil mengembangbiakan dua ekor badak Sumatera.
"SRS ini merupakan penangkaran secara in-situ di habitat alaminya, dan dalam kurun waktu dua tahun berhasil perkembangbiakan secara alami dengan kelahiran Andatu tahun 2012, dan kelahiran Delilah tahun 2016. Prestasi ini tidak hanya membanggakan masyarakat dan Pemprov Lampung, namun juga bangsa Indonesia dan dunia," ujarnya dengan bangga.
Budiharto menegaskan pula bahwa dalam mensukseskan pelestarian badak Sumatera diperlukan dukungan dan kerja sama dari semua pihak.
"Seluruh elemen masyarakat agar mampu memberikan peran dalam pelestarian badak, agar populasi mereka yang hampir punah ini mampu kita jaga," tuturnya. (RLs/HMS/ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017