Universitas Negeri Semarang (Unnes) memberikan penghargaan Upakarti Reksa Mrga-taru kepada pendiri Taman Safari Indonesia (TSI) Jansen Manansang atas dedikasinya menyelamatkan satwa.

Penghargaan dan penghormatan tertinggi untuk penyelamat satwa dan tanaman di Indonesia itu diberikan di acara Unnes Conservation Award 2024 bertepatan dengan puncak peringatan Dies Natalis Unnes ke-59 yang dilaksanakan di Auditorium Prof. Wuryanto, Kampus Unnes, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu.

Rektor Unnes Prof Martono mengungkapkan penghargaan Upakarta Reksa Mrga-taru adalah bentuk penghormatan Unnes atas upaya Jansen Manansang dalam konservasi lingkungan dan satwa liar, sehingga memberikan dampak signifikan di Indonesia.

"Sebagai pengakuan atas kontribusinya yang signifikan terhadap konservasi satwa liar, Unnes dengan bangga memberikan penghargaan Upakarti Reksa Mrga-taru kepada Jansen Manansang,” ungkap Prof Martono.

Baca juga: TSI Bogor luncurkan Anniversary Cowboy Show Ke-20

Sepak terjang dan jerih payah Jansen Manansang dalam misi-misi penyelamatan satwa dan flora telah terbukti dengan konsistensi dan eksistensi TSI selama 40 tahun terakhir.

Jansen Manansang selama ini juga dikenal sebagai tokoh nasional di bidang konservasi. Unnes menilai keberhasilan TSI sebagai lembaga konservasi satwa dan flora terbesar di Indonesia tak lepas dari jerih payahnya mengelola dan menjaga hubungan baik dengan jejaring konservasi di dunia internasional.

Unnes juga menilai Jansen Manansang menjadi tokoh penting dalam keberhasilan PT TSI dan Yayasan Badak Indonesia (YABI).

Melalui perannya di TSI, Jansen telah menginisiasi berbagai kegiatan konservasi, termasuk pendirian rumah sakit dan klinik untuk spesies langka seperti gajah sumatera.

Baca juga: TSI Bogor kini sediakan paket kuliner pada wahana Safari Malam

Jansen juga mendirikan YABI bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, memprakarsai program konservasi intensif untuk badak sumatera, termasuk keberhasilan repatriasi tiga badak sumatera jantan dari Amerika Serikat untuk dijadikan pasangan badak betina di Indonesia, sehingga menghasilkan keturunan pertama badak betina dalam 30 tahun.

Selain itu, ia juga berperan penting dalam penerbitan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak Indonesia (SKBI) yang didanai oleh Bank Internasional Indonesia (BII) pada 1993.

Dedikasinya terhadap pelestarian satwa liar telah menarik perhatian internasional, sehingga Jansen Manansang ditunjuk menjadi anggota dewan penasihat Association of Southeast Asian Zoos, sekaligus pelaksana dari Livestock Expert Group dari International Union for Conservation of Nature untuk wilayah Indonesia.

Sementara Jansen Manansang dalam orasi ilmiahnya bertema "Aksi Konservasi untuk Indonesia" memaparkan sejarah berdirinya TSI hingga menjadi lembaga konservasi exsitu. Selain itu, Jansen juga menegaskan komitmennya untuk terus menjaga dan melestarikan satwa-satwa yang dilindungi.

Baca juga: Taman Safari Bogor raih penghargaan ASEAN Green Hotel Award di ATF 2024

“Kita juga sudah lakukan kerja sama dengan seluruh pihak, mulai dari akademisi, praktisi, pegiat satwa hingga zoo dari berbagai negara. Dan yang terbaru, kita juga garap Solo Safari yang lokasinya berada di Jawa Tengah,” ungkap Jansen.

Jansen dalam orasi ilmiahnya juga menekankan pentingnya penyelamatan satwa-satwa yang dilindungi melalui beberapa program penting seperti insitu, exsitu hingga biogenetic melalui bank sperma.

Komisaris Utama TSI ini juga bercerita tentang jerih payah mendirikan Rumah Sakit dan Klinik Medis untuk Gajah di Way Kambas, Lampung.

“Kita juga konsern menangani satwa-satwa yang berkonflik dengan masyarakat di Indonesia. Ini merupakan tugas khusus dari Bapak Presiden yang terus kita jalankan sampai saat ini. Satwa-satwa eks konflik ini tidak untuk ditembak, tetapi harus diselamatkan,” ujarnya.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024