Bekasi (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berniat membatalkan keberangkatannya ke Tahta Suci Vatikan untuk memenuhi undangan sebagai pembicara dalam Konfrensi Kebebasan Beragama Internasional pada 23 Mei 2017.
"Saya khawatir keberangkatan saya nanti menimbulkan persepsi lain di masyarakat. Jangan sampai apa yang saya sudah bangun rusak akibat isu fitnah yang didesain sedemikian rupa untuk memutarbalikan fakta yang ada," katanya dalam pesan singkat yang diterima Antara di Bekasi, Rabu.
Rahmat telah menerima undangan dari Duta Besar RI bersama Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid untuk hadir dalam kegiatan itu sejak Maret 2017.
Menurut dia, rencana pembatalan keberangkatan telah didiskusikannya kepada instansi terkait yakni Forum Pemerintah Daerah, Forum Kerukunan Umat Beragama, Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah serta Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Bekasi.
Rahmat mengaku telah mempersiapkan materi pembicaraan sebagai narasumber dalam agenda internasional itu yang mengatasnamakan perwakilan Indonesia.
"Materi pembicaraannya sudah dipersiapkan secara matang. Karena undangan ini tertulis atas nama bangsa. Undangan ini sebuah bentuk kepercayaan yang luar biasa untuk saya," katanya.
Rahmat adanya undangan itu juga tidak sampai berdampak pada asumsi negatif kelompok tertentu yang bisa berdampak pada perpecahan bangsa.
Sementara itu, pembatalan keberangkatan ke Vatikan juga dibenarkan oleh Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Bekasi, Abdillah.
"Sudah diputuskan Wali Kota Bekasi batal berangkat karena pertimbangan agenda kegiatan yang cukup padat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri," katanya.
Dia mengaku telah berkirim surat kepada Kedutaan Besar RI dan Vatikan perihal pembatalan keberangkatan orang nomor satu di Kota Bekasi itu.
"Pemberitahuan pembatalannya sudah kami kirim kepada pihak terkait," ujarnya.
(ADV/Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Saya khawatir keberangkatan saya nanti menimbulkan persepsi lain di masyarakat. Jangan sampai apa yang saya sudah bangun rusak akibat isu fitnah yang didesain sedemikian rupa untuk memutarbalikan fakta yang ada," katanya dalam pesan singkat yang diterima Antara di Bekasi, Rabu.
Rahmat telah menerima undangan dari Duta Besar RI bersama Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid untuk hadir dalam kegiatan itu sejak Maret 2017.
Menurut dia, rencana pembatalan keberangkatan telah didiskusikannya kepada instansi terkait yakni Forum Pemerintah Daerah, Forum Kerukunan Umat Beragama, Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah serta Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Bekasi.
Rahmat mengaku telah mempersiapkan materi pembicaraan sebagai narasumber dalam agenda internasional itu yang mengatasnamakan perwakilan Indonesia.
"Materi pembicaraannya sudah dipersiapkan secara matang. Karena undangan ini tertulis atas nama bangsa. Undangan ini sebuah bentuk kepercayaan yang luar biasa untuk saya," katanya.
Rahmat adanya undangan itu juga tidak sampai berdampak pada asumsi negatif kelompok tertentu yang bisa berdampak pada perpecahan bangsa.
Sementara itu, pembatalan keberangkatan ke Vatikan juga dibenarkan oleh Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Bekasi, Abdillah.
"Sudah diputuskan Wali Kota Bekasi batal berangkat karena pertimbangan agenda kegiatan yang cukup padat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri," katanya.
Dia mengaku telah berkirim surat kepada Kedutaan Besar RI dan Vatikan perihal pembatalan keberangkatan orang nomor satu di Kota Bekasi itu.
"Pemberitahuan pembatalannya sudah kami kirim kepada pihak terkait," ujarnya.
(ADV/Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017