Jakarta (Antara Megapolitan) - Banyak penyelam asal mancanegara yang salah paham dan hanya mendengar sepihak tentang keindahan bawah laut di taman nasional Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

"Para penyelam mancanegara tanpa mengetahui bahwa arus bawah laut di Kepulauan Flores cukup kuat, bahkan sangat kuat yang bisa membahayakan penyelam," kata Kathrin Krause, pengelola Lagona Divers, di Labuan Bajo, Minggu.

Banyak penyelam dan turis asing mengambil sertifikat penyelaman pemula (open water) di Bali atau di Gili Terawangan, Gili Meno, Lombok. Kemudian mereka dengar dari instrukturnya bahwa bawah laut di taman nasional Komodo sangat cantik. Lalu mereka datang.

Para penyelam itu hanya mendengar yang bagus-bagus saja seperti terumbu karang indah, banyak ikan mata besar, penyu, ikan lautnya berwarna-warni, terkadang ketemu ikan lumba-lumba dan hiu.

"Para turis asing tidak diinformasikan bahwa arus bawah laut di taman nasional Komodo relatif kuat, bahkan kadang-kadang kuat, dan arus bawah laut memutar," ujar Kathrin, warga Jerman yang sudah menjadi pemandu selam sejak tahun 2009.

Menurut dia, hal ini sangat berisiko tinggi bagi penyelam pemula yang baru dapat sertifikat pemula di Bali atau di Lombok. Karena sertifikatnya pemula, mereka belum diedukasi bagaimana menyelamatkan diri dari arus bawah laut yang kuat.

"Terkadang arus bawah laut menyedot penyelam ke dalam dasar lautan," kata Kathrin, pengelola operator selam (dive center) asing.

Belum lama ini, pihaknya menerima tiga penyelam dari Eropa yang baru dapat sertifikat selam pemula di Gili Meno, Lombok. Kemudian dua pasang penyelam Jepang yang sudah berusia 75 tahun. Mereka semua tidak tahu bahwa ciri khas wisata selam di taman nasional Komodo adalah arus bawah lautnya kuat.

Saat membawa dua pasang penyelam tua asal Jepang dan menyelam di spot Tetawa Besar, tiba-tiba terbawa arus sangat kuat. Arusnya menyedot ke dasar lautan. Ini sangat berbahaya bagi penyelam.

Saat menyelamatkan mereka dari arus kuat tapi mereka masih asyik saja mengambil video bawah laut. Mereka tidak menyadari bahaya arus laut yang sangat kuat. 

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017