Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (17/5) mengumumkan bahwa mereka akan mendukung dermaga terapung di lepas pantai Gaza, asalkan netralitas operasi kemanusiaan dihormati.
"PBB setuju untuk mendukung penerimaan dan mengatur pengiriman bantuan ke Gaza dari dermaga apung selama mereka menghormati netralitas dan independensi operasi kemanusiaan," kata wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, kepada wartawan.
Persetujuan itu, kata Haq, dicapai setelah PBB berdiskusi selama berbulan-bulan dengan semua otoritas terkait.
Baca juga: PBB: Butuh 14 tahun bersihkan puing di Gaza akibat perang Israel
Baca juga: PBB: 70 persen penduduk di Jalur Gaza terdiri atas kaum muda
Sambil menekankan bahwa pelabuhan tersebut dapat melengkapi jalur darat yang ada untuk memenuhi "kebutuhan besar" di Gaza, Haq mengatakan, "Ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan penyeberangan apa pun."
Haq menyebutkan bahwa bantuan yang datang ke sana sepenuhnya bersifat kemanusiaan. Ia menambahkan bahwa bantuan akan diberikan oleh "sejumlah negara dan organisasi kemanusiaan."
Mengingat perlintasan perbatasan Rafah masih ditutup, Haq mengatakan situasi keamanan di perlintasan perbatasan Kerem Shalom terus menghambat distribusi bantuan kemanusiaan.
Baca juga: PBB sebut penyakit merebak di Jalur Gaza akibat kurangnya akses air bersih
"Antara tanggal 6 Mei dan 15 Mei, jadi dalam jangka waktu sembilan hari, ada 33 truk, bukan 33 truk sehari tetapi 33 truk secara keseluruhan, membawa makanan yang masuk melalui Kerem Shalom."
"Lalu, ada 121 truk pembawa makanan yang masuk melalui penyeberangan Erez, dan kemudian 156 truk pengangkut bunga dilaporkan tiba di Gaza utara melalui penyeberangan Zikim."
Dia juga menyebutkan bahwa bahan bakar masih sangat terbatas.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"PBB setuju untuk mendukung penerimaan dan mengatur pengiriman bantuan ke Gaza dari dermaga apung selama mereka menghormati netralitas dan independensi operasi kemanusiaan," kata wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, kepada wartawan.
Persetujuan itu, kata Haq, dicapai setelah PBB berdiskusi selama berbulan-bulan dengan semua otoritas terkait.
Baca juga: PBB: Butuh 14 tahun bersihkan puing di Gaza akibat perang Israel
Baca juga: PBB: 70 persen penduduk di Jalur Gaza terdiri atas kaum muda
Sambil menekankan bahwa pelabuhan tersebut dapat melengkapi jalur darat yang ada untuk memenuhi "kebutuhan besar" di Gaza, Haq mengatakan, "Ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan penyeberangan apa pun."
Haq menyebutkan bahwa bantuan yang datang ke sana sepenuhnya bersifat kemanusiaan. Ia menambahkan bahwa bantuan akan diberikan oleh "sejumlah negara dan organisasi kemanusiaan."
Mengingat perlintasan perbatasan Rafah masih ditutup, Haq mengatakan situasi keamanan di perlintasan perbatasan Kerem Shalom terus menghambat distribusi bantuan kemanusiaan.
Baca juga: PBB sebut penyakit merebak di Jalur Gaza akibat kurangnya akses air bersih
"Antara tanggal 6 Mei dan 15 Mei, jadi dalam jangka waktu sembilan hari, ada 33 truk, bukan 33 truk sehari tetapi 33 truk secara keseluruhan, membawa makanan yang masuk melalui Kerem Shalom."
"Lalu, ada 121 truk pembawa makanan yang masuk melalui penyeberangan Erez, dan kemudian 156 truk pengangkut bunga dilaporkan tiba di Gaza utara melalui penyeberangan Zikim."
Dia juga menyebutkan bahwa bahan bakar masih sangat terbatas.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024